300 Million Yen Robbery (Jawaban Cerita "Peristiwa di Pagi Hari Bersalju")
Pagi itu tanggal 10 Desember
1968. Seorang pria muda berseragam
polisi menghentikan laju sepeda motornya di sebuah persimpangan jalan.
Rintik-rintik salju turun dari langit. Kantor-kantor dan sejumlah toko baru saja buka. Pernak-pernik
natal terlihat semarak dijual
di beberapa toko. Tak lama lagi liburan akhir tahun akan tiba.
Pandangan polisi itu terlihat tajam mengawasi jalanan. Udara cukup dingin membeku, tapi ia
tampak menanti sesuatu yang datang dari ujung jalan sana. Tidak ada yang
menyangka apa yang akan dilakukannya, karena tak lama setelah itu sebuah
peristiwa kriminal yang akan mengguncang sejarah Jepang akan segera terjadi. Tapi tidak ada seorang pun yang menyadarinya.
Tak ada seorang pun.
Surat ancaman itu sudah datang beberapa bulan
sebelumnya. Sebuah surat dengan susunan kata yang dibuat dari potongan koran
dan majalah. Ditujukan untuk manajer Bank Nihon Shintaku Ginko cabang Kokubunji,
Tokyo.
Surat itu langsung datang ke rumah sang
manajer. Isinya tak lain ancaman akan meledakkan rumah dengan dinamit jika
manajer tersebut tidak menyerahkan uang sebesar 300 juta yen. Sang manajer
ketar-ketir, ketakutan setengah mati.
Baca juga: Kasus Monster 21 Wajah (The Monster with 21 Faces)
Mendapatkan ancaman yang sedemikian rupa, manajer itu
lantas melapor pada polisi. Pihak kepolisian menanggapi laporannya. Maka secara rutin petugas datang untuk mengawasi dan berjaga di rumah manager bank tersebut.
Namun karena merasa kalau ancaman itu berasal
dari orang terdekat sang manajer, polisi menyarankan untuk tidak menceritakan
ancaman yang ia terima tersebut kepada siapa pun dan tetap bekerja seperti
biasanya. Tapi sepertinya sang manajer tidak bisa menyembunyikan ketakutannya,
maka cerita tentang surat ancaman itu akhirnya tersebar juga di antara para
karyawan bank.
Pagi itu tanggal 10 Desember 1968, karyawan bank
tersebut mengemasi uang kertas sebesar 294.307.500 yen atau sekitar US $ 817.520.
Empat orang karyawan lalu
ditugaskan untuk mengantarkannya. Uang sebanyak itu tak lain adalah bonus akhir
tahun untuk 523 karyawan pabrik Fuchu Toshiba. Mereka mengangkut uang yang sudah dimasukkan ke dalam
kotak-kotak logam ke bagasi belakang mobil perusahaan.
Perusahaan di Jepang saat itu umumnya
memberi karyawan mereka bonus dua kali setahun, yaitu di musim panas sekitar Juni atau
Juli dan satu lagi di musim dingin akhir tahun. Bisa dikatakan ini semacam
tradisi yang dimulai di era Edo, di mana pemilik usaha memberikan uang bonus
kepada karyawan sehingga mereka bisa pulang ke rumah untuk festival lokal dan
menikmati waktu bersama keluarga.
Nah, setiap tanggal 10 Desember, Bank Nihon Shintaku
Ginko memang memiliki kebiasaan mengirimkan uang bonus akhir tahun untuk
karyawan pabrik Toshiba di Fuchu. Maka di hari itu, mereka menugaskan 4 orang
karyawannya untuk mengantarkan uang.
Barangkali kalian berpikir mengapa mereka
tidak melakukan transfer bank
saja yang lebih aman. Perlu diketahui pada saat
itu rupanya transfer bank masih merupakan konsep yang cukup baru di Jepang dan
masih dianggap lebih aman untuk mengirimkan uang secara tunai melalui mobil.
Meski demikian, perjalanan mengantarkan uang dengan mobil ini sebenarnya sangat menegangkan, jelas saja karena beberapa waktu sebelumnya manajer mereka
diancam dengan bom untuk membayar 300 juta yen. Jadi para karyawan yang mengantarkan uang itu cukup
khawatir juga sebenarnya.
Mobil yang ditumpangi para karyawan bank itu
pun meluncurkan mengantarkan uang. Tidak ada halangan selama perjalanan, sampai
tiba-tiba ada seorang polisi bermotor menghentikan kendaraan mereka tepat di
depan penjara kota Fuchu.
Pada sebelah kiri terlihat tembok penjara Fuchu |
Mendapatkan kabar yang begitu mengejutkan,
mereka menjadi panik terlebih polisi tadi juga mengatakan kalau ada ancaman
susulan. Ancaman itu isinya mengatakan kalau karyawan yang mengantarkan uang hari
itu akan menjadi sasaran pengeboman berikutnya. Para penjahat sudah meletakkan
dinamit di dalam mobil mereka, begitu kata polisi tersebut.
Suasana TKP tak lama setelah perampokan terjadi |
Beberapa saat kemudian, para
karyawan yang ketakutan itu melihat
asap dan api yag muncul di
bawah mobil ketika petugas itu keluar dari sana. Polisi itu berteriak mengatakan kalau mobil itu akan meledak.
Ia memerintahkan mereka untuk secepatnya berlindung
di tempat aman. Mereka bergegas lari ke tembok penjara tak jauh dari sana untuk menyelamatkan diri.
Sementara itu polisi itu dengan berani kembali ke mobil untuk memeriksa.
Tembok penjara di mana para karyawan bank berusaha menyelamatkan diri dari "ledakan bom" |
Karyawan-karyawan bank yang menunggu di balik
tembok akhirnya memutuskan untuk mengintip dan melihat apa yang terjadi. Apakah
polisi tadi berhasil menjinakkan bomnya? Namun yang mereka dapati justru kenyataan kalau kendaraan
beroda empat itu telah lenyap. Mobil itu hilang!
Mereka tidak mengerti apa yang sebenarnya
terjadi. Dalam keadaan bingung, mereka lalu memutuskan untuk menghubungi
bank. Saat telepon diangkat,
barulah mereka tahu kalau manager bank baik-baik saja dan sama sekali tidak ada ledakan di rumahnya.
Sepeda motor, kendaraan pelaku yang sudah dicat putih |
Setelah perampokan itu terjadi, barulah
orang-orang bank paham kalau surat ancaman pengeboman yang ditujukan kepada manajer
mereka merupakan bagian dari rencana si perampok yang telah disusunnya dengan
matang.
Tidak seperti perampok bank pada umumnya yang
menyerbu bank berkelompok, memakai penutup wajah, dan menodongkan senjata
mereka sambil meminta petugas bank memasukkan uang tunai ke kantong-kantong
besar lalu bergegas melarikan diri, perampok yang satu ini justru menunggu
dengan sabar, menanti saat yang tepat, lalu menjalankan rencananya.
"Dia tampak seperti seorang polisi,"
kata Eiji Nakada, sang pengemudi mobil. ”Ketika kami tiba di jalan dekat
penjara, ia menyuruh kami untuk berhenti. Dia bilang dia mendapat instruksi
dari kepolisian Koganei. Kami benar-benar terkejut ketika dia mengatakan
beberapa bahan peledak sudah dipasang di dalam mobil. Sambil membawa senter,
dia menyuruh kami keluar dari mobil," kata Nakada. "Ia membungkuk sejenak
di atas lantai mobil. Kami mengira ia mencari dinamit. Lalu tiba-tiba melompat
di belakang kemudi dan melaju pergi."
Tempat kejadian perampokan 300 juta yen |
Kotak-kotak logam tempat menyimpan uang yang ditemukan telah kosong |
Setelah itu penyelidikan
besar-besaran dilakukan
kepolisian Jepang guna menangkap pelaku perampokan yang diduga beraksi seorang
diri. Tak kurang dari 170.000 petugas polisi terjun ke lapangan. Sebanyak 780.000
foto montase disebar di seluruh negeri itu, dan lebih dari 100 ribu orang masuk
dalam daftar tersangka. Penyelidikan ini merupakan yang terbesar dalam
sejarah Jepang.
Perkiraan wajah pelaku perampokan "300 Million Yen Robbery" |
Beberapa surat kabar luar negeri menulis berita
seputar kasus spektakuler ini, diantaranya :
The Herald Titusville memberitakan
pencurian yang terjadi pada
10 Desember 1986 di
halaman depan surat kabar
mereka : "Seorang perampok yang menyamar dengan memakai seragam polisi
menghentikan mobil bank di pinggiran kota Tokyo dan melarikan diri dengan
membawa uang sejumlah 300 juta yen atau setara dengan 833,333 US Dolar. The
Nippon Trust and Banking Co di Tokyo mengatakan uang itu seharusnya dibawa ke
Shibaura Tokyo Electric Co di Fuchu, 20 mil sebelah barat Tokyo, uang itu
sebenarnya untuk dibagikan kepada para karyawan sebagai bonus akhir tahun”.
The Times of Hammond, Indiana, memberitakan
dengan lebih detail: "Perampok yang mengenakan helm putih dan jaket kulit hitam khas petugas lalu lintas,
mengendarai sepeda motor putih mencuri uang yang dibawa dalam mobil bank yang ditumpangi oleh empat orang,
membawa uang untuk bonus karyawan Toshiba Electric Co. Penjahat tersebut mengatakan kepada mereka kalau ada dinamit
yang disembunyikan
di dalam mobil. Ketika keempatnya keluar, penjahat berpakaian polisi itu masuk lalu melaju pergi dengan
mobil membawa tiga
kotak logam penuh uang kertas dengan nomor seri yang tidak tercatat".
Surat kabar The Times Indiana yang memberitakan peristiwa perampokan 300 juta yen |
Lima hari setelah peristiwa perampokan yang
menggegerkan itu, seorang pria muda berusia 19 tahun ditemukan tewas setelah
menenggak racun kalium sianida. Pria muda itu adalah putra dari seorang petugas
polisi dan diperkirakan merupakan tersangka perampokan, terlebih ia memang
tidak punya alibi. Kematiannya diduga merupakan aksi bunuh diri. Namun, uang
300 juta yen itu tidak ditemukan saat atau setelah kematiannya. Dia kemudian
dianggap tidak bersalah menurut catatan resmi kepolisian.
Baca juga: Kasus Pencuria Aneh di Museum Isabella Gardner yang Gagal Dipecahkan FBI
Setahun kemudian, pada 12 Desember 1969,
seorang pria berusia 26 tahun ditangkap atas tuduhan kasus perampokan 300 juta yen ini. Tapi pria tersebut punya alibi. Saat perampokan terjadi, ia sedang menjalani pemeriksaan proctored.
Penangkapan tersebut berbuntut panjang. Petugas
polisi yang menangkap, Mitsuo Muto, kemudian dituduh telah
melakukan penyalahgunaan kekuasaan dengan melakukan penangkapan dengan alasan palsu.
Sepeda motor yang digunakan tersangka |
Pencarian terhadap tersangka terus berlanjut. Tujuh tahun kemudian atau tepatnya pada tanggal 15 November 1975, seorang pria dicurigai merupakan tersangka perampokan ini. Alasannya karena dia memiliki uang dalam jumlah besar dan dicurigai telah melakukan perampokan tahun 1968. Saat peristiwa itu terjadi dia berusia 18 tahun. Polisi beberapa kali meminta penjelasan tentang uang yang jumlahnya besar itu, tetapi pria itu tidak memberikan penjelasan yang memuaskan. Namun di lain pihak polisi juga tidak dapat membuktikan bahwa uang tersebut berasal dari perampokan.
Investigasi yang dilakukan polisi selama tujuh tahun
tampaknya tidak membuahkan
hasil. Pada Desember 1975, undang - undang pembatasan kejahatan disahkan
tanpa penangkapan. Maksudnya
pada tahun tersebut undang-undang pembatasan tujuh tahun untuk
mengajukan tuntutan akan berakhir, yang berarti penjahat sebenarnya telah lolos
tanpa hukuman.
Sejak tahun 1988 atau 20 tahun
setelah peristiwa itu, perampok juga telah dibebaskan dari kewajiban perdata, yang
artinya dia bisa mengaku dan mengatakan apa yang telah dilakukannya tanpa takut
akan terkena dampak hukum. Tapi tidak ada seorang pun yang mengakuinya.
Mobil yang digunakan tersangka membawa kabur uang |
Terlepas dari konspirasi atau hal yang lainnya, harus diakui bahwa perampokan ini benar-benar diotaki oleh orang yang sangat cerdas. Kejahatannya melegenda. Ia telah berhasil menuliskan sebuah skenario kejahatan yang sangat hebat, menanti dalam diam, lalu melancarkan aksinya dengan sempurna di pagi hari bersalju lebih 50 tahun yang lalu…
Referensi:
Taun segitu blom ada detektif conan sih lol
BalasHapusBisa aja nih.. Shinichi Kudo, Hajime Kindaichi, dkk sepertinya belum lahir waktu itu ya Anunnaki hehe.. :)
HapusAku setuju dengan perkataan Kouji Fukushima kalau itu konspirasi, pasti yang bermain seperti ini biasanya orang papan atas, mereka biasanya sedikit sulit dijangkau hukum alhasil yang mereka penyelidik selidiki hanya buang buang waktu. Terus menurutku si pencuri tidak pernah tertangkap karena "seperti barang yang sekali pakai" kalau tertangkap bisa berbahaya untuk mereka. Sempurna dan terencana hahaha. Ini hanya pendapatku saja yah kak eya hehe
BalasHapusPembaca berpendapat itu malah bagus, saya malah senang banget hehe.. Salah satu teorinya ya Alice kalau ada konspirasi dalam kasus ini mengingat pelakunya bahkan tidak terendus sama sekali. Tapi kalau tidak ada konspirasi dan pelaku benar-benar sendirian merencanakan semuanya, luar biasa sekali ya. Seperti kasus DB Cooper juga yang tidak berhasil diungkap. Jaman itu memang banyak kasus perampokan yang legendaris dan terkenal deh, Alice. Terencana dan sempurna ^^
Hapusmenarik banget asli setelah diolah lg sama admin...
BalasHapusq juga sependapat kalo itu cuma konspirasi...
apakah tidak dicek dimasing2 pelabuhan atau bandara kemungkinan si pelaku kabur keluar negri dan ganti identitas,
belum lg diulas bukankah sebuah brangkas penyimpanan uang itu berat?
kalo seorang diri gimana cara bawa dan bongkar kotaknya?
mengingat begitu rapih dan detailnya pelaku merencanakan perampokan itu bisa jadi orang yg tw seluk beluk perusahaan khan?
janggal juga no.seri uang itu bisa tidak terlacak apakah sudah melakukan pencucian uang?
who knows mungkin mba admin punya jawabannya....(cuma opini khan ga masalah khan...he he)
good job mba admin.
Iya nih Haidar banyak yang berpendapat kalau ini sebenarnya konspirasi. Tapi entahlah. Selama bertahun-tahun pasti kepolisian juga sudah berusaha memeriksa segala kemungkinan. Tapi pelakunya juga cerdas Haidar, dia meninggalkan banyak sekali jejak tapi itu juga hanya membuat polisi kewalahan karena seolah mengelabui penyelidikan. Pelaku juga pasti tahu cara kerja bank itu dan sudah menunggu tanggal di mana mereka secara rutin mengantarkan uang ke perusahaan Toshiba, yang nomor seri uangnya pun tidak tercatat. Kejahatan yang sempurna kan ^^
HapusTeruskan penulisannya.. Sangat suka dengan cara penulisan yang detail, tersusun dan mudah difahami.. Dari blog ini, banyak kes dan informasi yang saya ketahui.. Banyak juga sejarah dan lagenda lama yang kembali saya ingati.. Salam perkenalan ya, merrior dari Malaysia..
BalasHapusIya Nur Effa, terima kasih ya sudah selalu membaca dan tidak bosan memberikan tanggapan..^^ Alhamdulillah bisa share informasi kasus misterius sampai sejarah dan legenda yang disukai Merrior semua. Salam kenal ya Nur Effa, love dari Indonesia.. ^^
Hapuskok bisa g ada pencatatan nomer seri uangnya ya.
BalasHapusHalo Eko, iya menurut beritanya memang begitu. Nomor seri tidak tercatat sama sekali. Mungkin perihal teknologi (teknologi transfer uang saja pada waktu itu tergolong baru di Jepang). Lagi pula pengiriman uang melalui mobil sepertinya memang sudah biasa dilakukan dan tidak ada yang menyangka akan terjadi perampokan yang luar biasa seperti itu.
HapusLha ini the best
BalasHapusBukan novel aneh kak
Terima kasih, Pundit :)
HapusMsih pensaran dgn kasus ini. Apa coba tujuan permpok. Pasti bkn cuma uang lah. Bsk kasus nya jgn yg susah ya min, msih pemula!
BalasHapusNah, penasaran kan sama motifnya Rogan. Memang agak riskan kalau alasannya murni hanya karena uang ya. Tentu pelaku lebih memilih target yang lebih kecil misalnya. Tenang, besok teka-teki kasusnya mudah kok hehe..^^
Hapus(Dalam hati kak eya "mudah kok hehe".. 😈) hihi 😁
BalasHapusBeneran mudah kok ini, Alice..^^ Awas ya kalau mangkir hehe..
HapusSeperti biasa saya baru jalan2 keliling lokasi kejadian, tapi dari maps 😅https://goo.gl/maps/pLT4g7MbAebRM7D26,
BalasHapussuasana lokasi memang terlihat sepi dibeberapa titik apalagi pd musim dingin.
Jika saya salah satu dari 523 karyawan pabrik Fuchu Toshiba, saya pasti sedih bonus akhir tahun tertunda 😢👍😅
Pantesan baru muncul, ternyata abis jalan-jalan ke TKP ya.. Harllie nih suka mantau maps, tukang cek TKP wkwk.. :D Pantas saja perampoknya memilih tempat itu ya. Suasana sepi, pas juga di sampingnya tembok penjara tinggi. Pasti ini juga alasannya tidak melakukan perampokan itu di musim panas (bonusnya kan dikirim 2x setahun). Lah..dia membayangkan jadi karyawan Toshiba yang gagal dapat bonus akhir tahun hehe..
HapusEhm, ini pemikiranku saja yaa..
BalasHapusKayaknya pelakunya "sudah jadi" orang dalam di bank tsb. Pengiriman surat pertama itu jadi persiapannya dia buat "masuk" ke dalam bank alias bekerja sebagai pegawai yang tentunya berkualifikasi standar pegawai bank. Banyak kemampuan yang diasahnya, termasuk kemungkinan menjadi salah satu pegawai yang mengatur keluar masuknya uang di bank, kemungkinan besarnya lagi ada di bagian percetakkan dan administrasi. Salah satu sebab, kenapa nomor seri dari uang-uang tsb tidak tercatat.Menjadi pegawai disitu juga memberi waktu buat dia melakukan banyak uji coba sekaligus 'meneliti' jenis kendaraan yang biasa digunakan untuk mengantar uang, bagaiman situasi yang benar untuk membuat ledakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menunggu asap ledakan reda, rute yang biasanya dilalui kendaraan, titik buta penyergapan, lalu seberapa jeda waktu yang aman untuk menghidupkan kembali kendaraan setelah ledakan kecil untuk kamuflase. Di luarnya, yang dipersiapkan adl titik perhentian uang termasuk mempersiapkan pergantian kendaraan dan bukti acak.
Dia tau cara membuka kopernya dan memindahkan uang secara cepat. Dan pastinya tau menggunakan uang curiannya dengan benar. Dengan membuat usaha2 kecil yang jalannya pelan tapi pasti dan tidak menyolok. Dia tau, polisi pasti akan mencari mereka yang jumlah uangnya tiba2 melonjak, daftar belanja yang tidak biasa, atau perampok besar dalam 5thn terakhir.
Motifnya, mungkin antara 2. Salah satu pegawai yang dulunya tidak mendapat bagian yang seharusnya tapi kecewa dan akhirnya mencari tau, atau pernah menjadi 'pendengar' mengenai siklus keuangan tersebut beserta jumlahnya. Kalo yg kedua, dia bisa saja mencari teman yang sepemikiran. Menyusun rencana lalu uji coba, dsb.
Hebat lho dy ini. Teliti, disiplin dan terorganisir. Kerjanya rapi.
Wowww!! Teori yang menarik ini (sayang tidak ada namanya ). Jadi pengen ikut menganalisis. Pertama, saya rasa dia bukan orang yang "benar-benar jadi karyawan" di bank tersebut. Tentu keempat karyawan bank yang mengantarkan uang pasti akan mengenalnya. Tapi dia pasti tahu persis cara kerja bank itu. Bukan sebulan atau dua bulan, dia pasti sudah lama mengintai. Atau kemungkinan lain, dia bekerja sama dengan salah satu orang dalam bank. Nah, tambah menarik kan? Atau dia benar-benar karyawan bank di sana, lalu bekerja sama dengan orang luar. Tapi terlalu beresiko sepertinya. Saya setuju uji coba dan persiapan pasti sudah dilakukan berkali-kali (termasuk dengan ledakan tipuan, titik buta TKP, koper bank, sampai mobil-mobil curian yang sudah dipersiapkan). Semuanya benar-benar direncanakan dengan rapi. Lalu soal uang, tentu dia tidak akan berbuat gegabah dengan tiba-tiba keluar dan jadi orang kaya mendadak, pasti semua orang curiga. Jadi kemungkinan besar seperti teorimu, dia membuka usaha kecil-kecilan lalu setelah bertahun-tahun baru terlihat punya banyak uang. Cukup masuk akal.
HapusTerima kasih banyak untuk komentar dan analisis kasusnya yaa.. Good job!! Lain kali tinggalkan nama ya hehe..^^
HapusKuro, itu nama yang sering dipake. ;)
Hapus(Lagi pake email,malah keluar unknown. hahaha..)
Enak kalo ada yang bisa diajak ngomong soal beginian, soalnya saya suka kepo. hehehe..
Awalnya saya juga mikirnya agak susah kalo bilang dia jadi pegawai dalam, krn bisa saja ada yang kenal. Tapi, bukankah make-up dan penampilan bisa menipu? Mungkin saat itu contact lens masih belum masa nya, tapi kacamata tebal, rambut klimis ala pegawai bank dan mungkin tampilan sedikit kutu buku..bisa mengecoh. Siapa tau saat menghentikan mobil di tengah jalan..justru itu tampilan aslinya. Masuk 2-3x ke bank sbg costumer ga terlalu bisa prediksi ini-itunya. Tapi kalo di dalam langsung, bisa leluasa operasinya. Tapi yah..kalo di dalam, pastinya ada parternya juga sih.
Kalo soal konspirasi, ada pikiran kecil juga sih. Pelakunya..ya si managernya sendiri. Apalagi uang yg diminta di surat ancamanya spesifiik banget, 300jt yen.
Adanya surat ancaman itu di awal, cuma buat alibi. Bahwa dia jelas tidak akan dicurigai karena menjadi penerima ancaman di awal. Pemantauan oleh polisi adl untuk memperkuat alibi itu, bahwa sang manager diancam dan harus dijaga. Sebalilknya, itu digunakan untuk memperkuat posisinya sbg korban dan saksi.
Atoooo, siapa tau aja nih...si manager justru berpartner sama pelakunya. Oops..hehehe..
Halo, Kuro! Selamat datang di blog Merinding ya..^^
HapusJadi teorinya dia menyamar sebagai karyawan bank? Tapi bukannya terlalu menarik perhatian kalau waktu hari kejadian dia absen. Apa tidak terlalu mencurigakan. Atau begini, awalnya dia bekerja di bank, kemudian resign. Atau dia bekerja di bank menyamar sebagai karyawan wanita (ini agak mengada-ada ya hehe..). Kemudian soal partner. Misalnya dia bekerja sama dengan orang dalam bank, kemudian dia dikhianati (dibunuh misalnya) lalu jasadnya dilenyapkan (makanya pelaku tidak pernah ditemukan). Wah..wah..kalau manajernya sih berarti plot twist ya. Oiya sayang saya tidak dapat menemukan profil manajer bank ini. Apa yang terjadi dalam hidupnya setelah kasus. Tapi apa mungkin polisi tidak mengarahkan penyelidikannya ke orang dalam bank juga, mengingat banyaknya kemungkinan.
Dia sebenarnya sangat pintar,tapi sayang,kepintarannya malah digunakan untuk berbuat jahat.
BalasHapusSudah selesai uasnya? Ayo ngebut baca cerita yang ketinggalan Tsubasaki ^^
HapusLg libur naek semester,Min :v
HapusWah penulisannya bagus jadi ketagihan bacanya, makasih mimin atas ceritanya (:
BalasHapusPencurinya cerdas banget, seru kayaknya kalau diangkat jadi film kriminal. Kayaknya aksi pencuriannya oleh beberapa orang soalnya kayak mustahil beraksi sendiri, tapi kalau sendirian wah daebak. Kalau di film kriminal pasti buat plan dulu matang² baru beraksi, kayaknya dapet informasinya dari nyuap orang dalem atau menyusup ke bank. Kalau di tkp gak ada cctv bisa aja yg bawa mobil pencurinya, mereka bohong kalau mobilnya dicuri, kemudian mereka kembali dan ngelaporin ada pencurian dan aksi selanjutnya dilanjutin sama komplotan lainnya. Wah teorinya jadi kemana-mana hehe
Halo Putri, komentar perdana kah? Selamat datang di blog Merinding yaa..^^
HapusTerima kasih sudah ikut berkomentar (enter sampai berapa kali, Putri? komentarmu yang masuk banyak sekali hehe.. :D )
Sudah diangkat menjadi film sepertinya Putri di tahun 2000 judulnya San Oku En Jiken. Berdasarkan kisahnya aksi perampokan ini memang benar-benar dilakukan sendiri (dari menipu karyawan bank sampai membawa mobil), tapi entah kalau ada orang lain di belakang aksinya ya. Perampokan ini bukan cuma rencana matang, tapi eksekusinya juga sempurna. Teorinya jadi banyak ya..^^
Halo Eya, wah saya malah baru baca nih! Hahaha..
BalasHapusHmm.. terlalu sempurna sepertinya, kemungkinan besar memang konspirasi sih. Yang paling sederhana dan gampang : otaknya adalah managernya? Karena dia yang membuat keributan kan, meskipun polisi sudah berusaha utk menutupinya tapi nyatanya dia yang menyebarkan ke karyawan bank. Tapi itu dugaan yg paling sederhananya ya.. atau mungkin bisa juga salah satu karyawan perusahaan yg akan mendapatkan bonus itu? who knows..
Tapi ini keren, menginspirasi utk dibuat cerita.. haha..
- E
Halo Penulis Kata!^^ Ah, telat nih bacanya hehe..
HapusSeperti dicerita-cerita ya akan lebih menarik kalau akhirnya ini adalah plot twist. Entah pelakunya managernya sendiri atau karyawan pembawa uang itu sendiri.. Apa tuh "E" paling bawah?