Buku Harian Dr. Campbell (Part 1)
Tak ada yang menyangka Dr. Harold Campbell yang
ramah dan penyayang itu membunuh dengan keji istrinya sendiri. Lora Belle, bisa
dikatakan memang bukan istri yang baik. Ia bermulut tajam dan peminum berat.
Tampaknya dia juga depresi karena mimpinya untuk menjadi penyanyi terkenal tak
kunjung terwujud. Tentu saja, karena kemampuannya memang menyedihkan. Tapi yang
lebih buruk dari itu semua adalah sikapnya. Seolah tak sadar dirinya sudah
bersuami, ia tetap saja menggoda pria lain.
Hickory Hotel, Brooklyn (14 April 1902)
Aku bertemu dengannya 3 hari yang lalu, setelah
berada di sini sejak 7 bulan. Aku sedang menyaksikan pertunjukan waltz saat
tiba-tiba hidungku menangkap aroma yang sangat menggoda. Seorang wanita muda yang
mengenakan mantel bulu lengkap dengan lipstik merah menyala itu kemudian
menoleh padaku. “Pertunjukan yang bagus, bukan?,” tanyanya tiba-tiba. Itulah
awal pertemuanku dengannya.
Aku tidak menampik kalau dia memang sangat
menarik. “Namanya Lora Belle,” ujar seorang pria di sampingku yang sepertinya
tahu kalau mataku tidak bisa lepas dari wanita itu. Sepanjang pertunjukan itu
aku bisa melihat beberapa pria mencuri pandang ke arahnya.
Setelah pertemuan pertama itu, kami bertemu
lagi. Kali ini di sebuah café. Dari pembicaraan awal yang basa-basi, kemudian
sampai ke kehidupan pribadi. Dia memberitahuku kalau ia sudah punya suami.
Sebuah pernikahan dini, katanya. Hatiku patah. Namun kemudian dia mengatakan
kalau sebenarnya suaminya itu hanya memanfaatkannya sejak usianya 18 tahun.
Aku dan Lora menikah. Akhirnya. Setelah ia
bercerai dengan pria yang tampak seperti ayahnya itu. Usiaku 31 dan Lora 23
tahun. Jarak yang cukup jauh. Tapi ia tidak mempermasalahkannya. Begitu juga
dengan statusku yang pernah menikah.
Kami menetap di New York. Dia masih mengejar
mimpinya untuk menjadi penyanyi panggung. Sementara aku membuka praktik di
sebuah klinik di pinggiran kota.
Hari ini kami pindah ke London. Lora bilang
karirnya akan lebih baik di kota ini. Aku mengalah. Sebenarnya kualifikasi
medis Amerika tidak cukup untuk membuka praktik di Inggris. Jadi aku bekerja
sebagai distributor obat.
Hari ini dia mabuk lagi. Aku harus berhadapan
dengan tempramennya yang buruk setiap hari. Dia mengeluh tidak mendapatkan
kesempatan untuk pertunjukan yang diidamkannya. Ia bermimpi bernyanyi di atas
panggung megah itu. Aku sudah berusaha menghibur dan juga membiayai kursus
menyanyinya. Tapi memang suaranya tidak bisa ditolong walaupun dia ikut kursus itu
sampai karatan!
Namanya Esther Neave. Dia baru bekerja selama
beberapa minggu, setelah aku memasang iklan membutuhkan juru ketik dan dia
diterima. Sebenarnya dia wanita yang biasa saja. Penampilannya tidak secanggih
Lora. Tapi sikapnya yang pendiam lama-lama membuatku tertarik.
“Sepertinya begitu,” jawab Inspektur Leone tersenyum sambil mendongakkan kepala dan cepat-cepat kembali melanjutkan bacaannya.
Kami bertengkar hebat. Dia menuduhku
berselingkuh dengan Neale. Pasti teman-temannya yang melaporkan. Aku memang dekat dengan
Esther. Tapi itu hanya pekerjaan saja. Lusa kemarin aku mengantarnya sampai ke rumah karena hujan dan itu sudah cukup larut. Tapi itu tampaknya menjadi bahan
gosip.
Lora mengoceh sambil mengisap rokoknya. Dia
tidak ingin bercerai, katanya di sela-sela ucapannya. Benci sekali aku dengan
asap yang dikepul-kepulkannya itu. Tapi aku lebih memilih diam lalu pergi dari
pertegkaran itu, dan seperti biasa dia akan menutupnya dengan tangisan. Entah
itu sungguhan atau palsu, aku tak dapat membedakannya. Tampaknya dia sudah jadi
aktris sekarang.
Hubunganku dengan Esther semakin dekat saja.
Sepertinya tuduhan Lora menjadi kenyataan. Aku benar-benar nyaman bersamanya. Dia begitu perhatian padaku. Benar-benar berbeda dengan Lora.
Aku sudah tak peduli lagi pada wanita itu. Terakhir
kali aku memergokinya berjalan dengan seorang pria yang tidak kukenal. Berbeda
dengan pria yang sebelumnya pernah kulihat. Sepertinya dia dekat dengan banyak
pria.
Aku rasanya ingin membunuhnya. Mungkin
meracuninya atau mencekiknya, tidak akan terlalu sulit tampaknya. Hah, Ya Tuhan
apa yang kupikirkan?
Lora mengundang teman-temannya pada tahun baru.
Aku tidak tahu apa maksudnya. Barangkali dia ingin memperlihatkan hubungan kami
baik-baik saja. Aku bergabung di pesta itu dengan enggan. Di antara mereka aku
bisa melihat ada pasangan Gloria dan Ivan Mitchell.
Pasangan sialan! Kedua orang itu sepertinya
selalu menguntitku. Apakah Lora membayar mereka untuk itu? Aku benar-benar sudah
tidak tahan lagi!
Lalu diliriknya Esther yang ada di sebelahnya. Setelah
memotong pendek rambutnya dan memakai setelan pria biru gelap dan juga sebuah
topi, ia sekarang benar-benar seperti orang lain. Lebih tepatnya seperti
seorang pemuda.
Esther tampak gugup. Berkali-kali ia melirik
dirinya di cermin. “Apakah ini akan berhasil?”, tanyanya was-was.
“Tentu saja. Kita akan baik-baik saja.”
Minggu lalu pasangan Mitchell mengunjungi
rumahnya dan menanyakan keberadaan Lora. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak bisa
menemukannya. Ia juga sudah beberapa hari tidak datang ke tempat pertunjukan seperti biasanya.
Awalnya Campbell mengatakan kalau istrinya itu
sudah kembali ke Amerika karena sakit. Tapi ia terpaksa tetap tinggal karena
urusan pekerjaan. Tapi beberapa hari yang lalu ia mengatakan kalau istrinya itu
sudah meninggal.
Ivan dan Gloria terang saja tidak percaya.
Sampai akhirnya beberapa hari yang lalu mereka kembali datang ke kediaman
Campbell, dan celaka karena Esther yang membuka pintunya. Setelah menanyakan
keberadaan Lora dengan nada curiga, mereka segera menyadari kalau Esther
memakai gelang perak milik Lora. Keduanya segera melaporkan kecurigaan mereka.
Polisi dari Scotland Yard mengunjungi rumah
Campbell dan dengan tenang pria itu mengatakan kalau sebenarnya istrinya sudah
meninggalkannya demi seorang aktor Amerika dan ia sekarang mungkin bersama pria
itu. Campbell mengatakan kalau ia sengaja berbohong pada teman-teman Lora
karena malu sudah ditinggalkan istrinya demi mengejar pria lain.
Keesokan harinya Inspektur Leone bersama dengan beberapa anggota polisi kembali mendatangi kediaman Campbell. Tapi pria itu tidak ada di sana begitu juga dengan Esther Neale. Keduanya sudah melarikan diri. Petugas lalu menggeledah rumah itu.
Sementara itu di kediaman Dr.Campbell.
“Pak, kami menemukan sesuatu di ruang bawah
tanah,” lapor seorang petugas.
Inspektur Leone menutup buku harian yang tengah
dibacanya dan bergegas ke ruang bawah tanah. Di balik sebuah tembok batu bata,
mereka mendapati sisa tubuh manusia tanpa kepala. Jasad itu sudah dalam keadaan
dipotong-potong dengan organ seksual yang sudah hilang.
Beberapa orang berusaha menutup rapat hidung
mereka. Potongan tubuh itu tampaknya belum lama dikubur di sana.
“Kita harus menemukan Campbell!” seru Leone
geram.
Dr. Campbell dan Esther Neale yang berpikir
kalau pelarian mereka berjalan mulus tiba di pelabuhan. Rencananya mereka akan
ke Antwerp dengan menaiki kapal menuju Kanada. SS Ancreon hari itu tidak begitu
ramai, apalagi mereka naik ke kelas bisnis.
Sementara itu di atas kapal, beberapa penumpang
berbisik-bisik karena ada dua pria dengan gerak-gerik aneh dan selalu
berpegangan tangan. Penampilan pria yang lebih kecil agak janggal dengan
tingkah laku yang luar biasa kikuk. Entah pakaiannya atau penampilannya. Tapi
bila diperhatikan lebih dekat ia lebih mirip wanita.
Kapten kapal Henry Hodell yang mendengar
tentang kedua orang aneh di antara para penumpang awalnya tidak begitu
memperhatikan. Namun ia ingat ada dua orang buronan yang tengah dicari,
pasangan pria dan wanita. Kapten kapal tidak bisa melepaskan pandangannya dari
kedua orang itu.
“Orang-orang terus mengawasi kita. Apakah
kita sangat mencolok?,” bisik Esther khawatir.
“Cobalah untuk mengalihkan pandanganmu,” gumam
Campbell pelan.
Kapten kapal yang curiga kemudian segera mengirim
telegram nirkabel ke pihak berwenang Inggris.
Kebongkar pasti nanti penyamaran nya. Iya kan min :v
BalasHapusRagil, ga tau deh hehe... ^^
Hapuscerita yang menarik...
BalasHapusTerima kasih yaa.. sayang namanya Unknown :(
HapusLanjutkan thor. Semoga part 2 nya muncul.
BalasHapusSemoga lanjut ya Aep.. :)
HapusLanjutkan ceritanya :)
BalasHapusNur Rizal, iya nih semoga lanjut ya ^^
HapusPlease pada komen semoga lanjut aminn
BalasHapusHastin, akhirnya muncul juga ya di blog hehe.. Semoga lanjut :)
HapusMenurut saya sih, Lora Belle tidak sengaja dibunuh oleh Dr. Campbell, karena lora belle memergoki suaminya dan ester sedang bermesraan. Terjadi cekcok lalu tidak sengaja Dr Campbell membunuh istrinya, karena kaget mereka berdua memasukkan mayatnya ke tembok. Hanya opini saya saja yah hehe
BalasHapusOh wow thanks Alice udah baca dan kasih komentar tentang ceritanya. Jadi salah satu teori ya.. Good job! ^^
Hapusgreat stories ;) please keep translating more western unsolved cases, looking foward to it !
BalasHapusThanks Novelin, but i didn't translate it. Actually i wrote the story ^^
HapusNice cases.. Sayang sekali.. Padahal Dr. Campbell bisa jd penulis yang hebat😁
BalasHapusDilanjutkan yaa kak ceritanya. Penasaran nih
Semangat kak😁
Terima kasih.. Unknown :)
HapusIni keren. Membuat cerita dengan gaya anda sendiri but based on true story? Overall i love how you presented it.
BalasHapusAku juga punya blogku sendiri, dan beberapa terinspirasi dari merinding.com. Terima kasih sebelumnya, dan jangan lupa mampir ke blog aku ya di rumahmisteri.com.
Thanks a lot, Changna! Rumahmisteri.com ya, blognya keren loh.. Keep posting yah! Semangat!!^^
HapusYang berbau misteri saya kunjungi 👍
HapusIya Harllie mampir juga ke sana ya. Jangan lupa tinggalin komentar. Harllie nih rajin blogwalking, suka keliling ke blog-blog misteri. Tukang pantau hehe..^^
HapusLanjut,Min :v
BalasHapusTsubasaki, lanjut-lanjut aja nih.. ^^
HapusKak kok konsepnya beda sama Enigma yg kasus misterius dan diteliti dan dicari risetnya
BalasHapusKakak kaya copy-paste novel jaman Conan Doyle
Kurang seru kak. Beda sama enigma yg mau kakak tuju.
Ayo kak ini saran baik
This is my own style :)
HapusSaya mendukung adanya part 2
BalasHapusSaya juga :)
HapusAkan seperti apa kelanjutan nya
BalasHapusSeperti apa ya..?? ^^
HapusDari part 1 ini yang dapat kita tuduhkan Dr. Campbell dan Esther Neale, karena dari buku harian dan sikap mereka. Lalu apa memang mereka yang membunuh sadis Lora Belle? mungkin gak sesederhana itu atau memang iya Dr. Campbell pelakunya atau ada twist yg lain 🤔😏👍
BalasHapusAkhirnya keluar juga analisa Harllie hehe.. Kita tunggu kelanjutannya ^^
HapusSemangat kak
BalasHapusSemangat bos!! paling suka cerita2 misteri kaya gini. ditunggu postingan berikutnya
BalasHapusTerima kasih ya sudah baca. Jangan panggil bos, panggil Eya aja hehe..^^
HapusKomentar ditutup. Jumlah komentar ada 13 orang. Cerita akan lanjut ke part 2. Sampai ketemu lagi hari Senin yaa..^^
BalasHapusIni kasus Hawley Harvey Crippen kah?
BalasHapus