Yang Tersisa Dari Kasus Junko Furuta....
Selama bertahun-tahun menulis di blog ini, saya sudah beberapa kali membahas
tentang kasus pembunuhan, pembantaian, atau serial killer. Kasus-kasus seperti itu begitu mengerikan. Dari kasus-kasus tersebut ada beberapa di antaranya yang begitu sadis sampai rasanya tidak sanggup saya tuliskan dengan detail.
Salah satunya adalah kasus pembunuhan Junko Furuta.
Saya yakin kebanyakan kalian sudah tahu kasus ini. Sudah banyak sekali yang
membahasnya.
Junko Furuta adalah seorang siswi di Yashio-Minami
High School. Tinggal bersama orang tua dan dua saudara laki-lakinya, Junko
tampaknya berasal dari keluarga sederhana.
Junko Furuta |
Junko termasuk siswi yang populer di sekolah itu. Punya banyak teman, pintar, dan juga berparas cantik. Banyak yang mengincarnya untuk dijadikan pacar. Tetapi gadis itu tak begitu menghiraukan setiap ajakan kencan yang datang padanya. Ia serius belajar. Maka tak heran ia selalu mendapatkan nilai tinggi.
Seperti kebanyakan film yang kita tonton, gadis
pintar, cantik, dan punya banyak teman seperti Junko membuat sebagian orang iri
dan tidak suka. Popularitas Junko itulah yang akhirnya menarik perhatian Hiroshi
Miyano, seorang siswa yang dikenal sebagai pengganggu di sekolah itu dan sudah beberapa
kali putus sekolah.
Miyano terlihat mengincar Junko dan beberapa
kali memintanya menjadi pacarnya. Tetapi gadis itu juga berkali-kali menolaknya
dengan halus. Penolakan-penolakan itu rupanya membuat Miyano kesal. Suatu kali
begitu ditolak Junko ia berujar, "Gadis yang bungkuk itu perlu diberi
pelajaran. Tidak ada yang menolak Miyano! ”
Dan inilah awal mula nasib tragis yang menimpa
Junko Furuta.
Malam itu tanggal 25 November 1988, jam sudah
menunjukkan pukul 20.30. Junko yang baru pulang dari bekerja, mengayuh
sepedanya seorang diri menuju rumah. Di tengah perjalanan itulah Miyano dan
seorang temannya yang bernama Nobuharu Minato melihatnya. Kedua pemuda itu
rupanya tengah berkeliaran di sekitar Misato dengan tujuan untuk merampok dan
memperkosa wanita.
Jadi Miyano ini bukan hanya siswa nakal di
sekolah, tetapi sudah merupakan pelaku kriminal. Ia juga tampaknya sudah
terbiasa mengincar korban di sekitar wilayah itu.
Melihat Junko yang bersepeda seorang diri,
seketika timbul niat jahat yang memang sudah terpendam sejak lama dalam diri
Miyano. Ia kemudian memerintahkan Minato menendang Furuta dari sepedanya,
sementara dia bersembunyi di suatu tempat di dekat sana.
Begitu Junko jatuh dari sepedanya dan Minato
segera melarikan diri, Miyano dengan sikap bak pahlawan keluar dari tempat
persembunyiannya dan menawarkan bantuan pada Junko. Miyano mengatakan bahwa dirinya
akan mengantarkan Junko pulang sampai ke rumah.
Junko menerima tawaran itu tanpa sedikit pun
rasa curiga. Ia tidak menyadari kalau Miyano sebenarnya sedang menuntunnya ke
gudang terdekat.
Dalam kegelapan malam dan gudang yang pengap
itu, Miyano mengancam akan membunuh Junko sambil mengatakan bahwa dirinya
memiliki koneksi Yakuza. Di bawah ancaman itulah, Miyano memperkosanya dan ia
melakukannya lagi di hotel terdekat.
Baca juga: Monster 21 Wajah (The Monster with 21 Faces)
Tidak puas dengan tindakan keji yang
dilakukannya, Miyano menelepon Minato dan teman-temannya yang lain, Jō Ogura
dan Yasushi Watanabe. Sekitar jam 3:00 pagi, Miyano mengajak Furuta ke taman
terdekat, dimana Minato, Ogura, dan Watanabe sudah menunggu.
Kembali lagi di bawah ancaman, keempatnya mengatakan
bahwa mereka sudah mengetahui di mana Junko tinggal dan mereka mengancam
anggota yakuza akan membunuh keluarganya jika dia berusaha melarikan diri.
Pelecehan seksual pun dilakukan kelompok ini.
Miyano dan teman-temannya ternyata memiliki riwayat pemerkosaan berkelompok dan
belum lama sebelumnya mereka telah menculik dan memperkosa gadis lain yang
kemudian dibebaskan.
Tak lama berselang keempatnya lalu membawa
Junko ke sebuah rumah di distrik Ayase di Adachi. Rumah ini adalah rumah orang
tua Minato sekaligus sering menjadi tempat berkumpul kelompok ini. Di sanalah
kemudian mereka memperkosa Junko beramai-ramai.
Rumah di mana Junko disekap dan disiksa |
Mungkin kita bertanya-tanya, di mana orang tua
Minato? Bagaimana mungkin orang di rumah itu sama sekali tidak tahu apa yang
terjadi di rumah tersebut. Rupanya saat orang tua Minato ada di rumah, Junko
dipaksa berpura-pura menjadi pacar salah satu dari mereka.
Tapi ternyata keluarga Minato sebenarnya
mengetahui apa yang dilakukan putra mereka dan teman-temannya itu. Belakangan
diketahui mereka menyatakan bahwa mereka tidak ingin ikut campur karena mengetahui
Miyano memiliki koneksi dengan yakuza. Mereka takut kalau Miyano akan melakukan
pembalasan. Mereka bahkan tidak melakukan apa pun untuk menolong Junko.
Junko Furuta meninggal dunia setelah 44 hari
merasakan siksaan yang tidak pernah terbayangkan orang waras. Dalam persidangan
terungkap fakta yang bukan hanya memilukan tetapi membuat orang-orang bertanya
apakah keempat pemuda itu sungguh manusia.
Keempatnya mengaku kalau mereka telah
memperkosa Junko lebih dari 400 kali, memukulinya, membuatnya kelaparan, dan menggantungnya
di langit-langit kamar. Mereka juga menjatuhkan barbel ke perutnya dan
menggunakan tubuhnya seolah-olah itu adalah karung tinju.
Hadirin yang hadir pada persidangan kasus Junko
harus mendengar kenyataan yang jauh lebih mengerikan. Para terdakwa juga mengaku
telah memaksanya untuk makan kecoak dan meminum air kencingnya sendiri. Mereka
juga memaksanya menari dan melakukan masturbasi di depan mereka sambil
dipukuli.
Penyiksaan pada organ-organ intimnya sangat
brutal dan itu dilakukan berulang-ulang. Dan setiap kali tubuhnya tak sanggup
lagi dengan siksaan itu, Junko pingsan. Dan ketika dia tak sadarkan diri,
mereka akan memasukkan kepalanya ke dalam ember berisi air dan melanjutkan
penyiksaan. Tubuhnya dipukuli hingga dibakar, menyebabkan luka parah di sekujur
tubuhnya yang membuatnya sampai lumpuh. Barangkali saat itu Junko berkali-kali
memohon kepada keempat orang itu meminta agar ia dibunuh saja.
Detail pengakuan para pelaku tentang apa saja
yang mereka lakukan pada Junko sangat biadab. Saya bahkan tidak sanggup
menuliskannya. Kalian bisa membuka halaman Wikipedia, di sana tertera detail
peristiwanya secara lengkap.
Tanggal 4 Januari 1989, Junko Furuta
menghembuskan nafas terakhirnya setelah lebih dari 40 hari menahan siksaan. Takut
dihukum karena pembunuhan, keempat orang itu kemudian membungkus jasad Junko dengan
selimut dan memasukkannya ke dalam tas travel. Mereka lalu memasukkan tubuhnya
ke dalam drum 208 liter dan mengisinya dengan beton basah. Sekitar pukul 20.00
di hari yang sama, mereka akhirnya membuang drum tersebut ke dalam truk semen
di Kōtō , Tokyo.
Baca juga: Kasus "Otaku Killer" Tsutomu Miyazaki
Tanggal 23 Januari 1989, Hiroshi Miyano dan Jō
Ogura ditangkap karena pemerkosaan berkelompok terhadap wanita lainnya yang
mereka culik pada bulan Desember. Pada 29 Maret, dua petugas polisi datang
untuk menginterogasi mereka.
Saat interogasi inilah, salah satu petugas
membuat Miyano yakin kalau polisi mengetahui pembunuhan yang telah mereka
lakukan terhadap Junko. Jadi Miyano berpikir bahwa Jō Ogura telah mengakui
kejahatan terhadap Junko. Miyano serta merta memberi tahu polisi di mana mereka
menyembunyikan tubuh Junko. Jadi
terungkapnya kasus pembunuhan Junko ini bisa dikatakan tidak disengaja.
Polisi lalu menemukan drum berisi tubuh Junko
keesokan harinya. Dia diidentifikasi melalui sidik jari. Pada 1 April 1989, Jō
Ogura ditangkap karena penyerangan seksual terpisah, dan kemudian ditangkap
kembali atas pembunuhan Furuta. Penangkapan tersangka lainnya yaitu Yasushi Watanabe,
Nobuharu Minato, menyusul kemudian.
Meskipun tindakan mereka terhadap Junko sangat
biadab, jangan berharap mereka mendapatkan hukuman mati yang setimpal dengan
perbuatan mereka.
Kenyataannya, keempatnya dianggap remaja saat
kejahatan itu terjadi. Identitas mereka bahkan ditutup oleh pengadilan. Namun
berkat seorang wartawan dari majalah Shūkan Bunshun, identitas keempatnya
kemudian terbongkar ke publik.
Para tersangka pelaku penyiksaan, pemerkosaan, dan pembunuhan Junko Furuta |
Pada Juli 1990, pengadilan menjatuhkan hukuman
17 tahun penjara kepada Hiroshi Miyano, yang dianggap sebagai pemimpin kejahatan
itu. Ia mengajukan banding atas hukumannya, tetapi hakim Pengadilan Tinggi
Tokyo Ryūji Yanase menjatuhkan hukuman tambahan tiga tahun penjara.
Jadi total Miyano mendapatkan hukuman 20 tahun
penjara. Dia berusia 18 tahun pada saat pembunuhan itu. Ibu Miyano dilaporkan
mengirim orang tua Junko uang sebesar 50 juta yen (US $ 425.000), setelah
menjual rumah keluarga mereka.
Beberapa tahun kemudian, Miyano mengajukan
pembebasan bersyarat, tetapi ditolak pada 2004. Setelah bebas dari hukuman
penjara, apakah ia bertobat? Sepertinya tidak karena pada Januari 2013, Miyano
yang sudah berusia 42 tahun kembali ditangkap kali ini karena kasus penipuan.
Tapi karena tidak cukup bukti, dia kemudian dibebaskan tanpa dakwaan pada akhir
bulan itu.
Nobuharu Minato, yang awalnya menerima hukuman
empat sampai enam tahun, dijatuhi kembali hukuman lima sampai sembilan tahun
oleh Hakim Ryūji Yanase setelah naik banding. Dia berusia 16 tahun pada saat
pembunuhan itu. Orang tua dan saudara laki-laki Minato tidak dituntut meskipun
mereka melakukan pembiaran saat Junko disiksa.
Orang tua Junko sangat kecewa dengan hukuman
yang diterima oleh pembunuh putri mereka dan memenangkan gugatan perdata terhadap
orang tua Nobuharu Minato.
Setelah dibebaskan, Minato tinggal bersama
ibunya. Dia tidak bekerja sejak itu. Pada tahun 2018 lalu ia diketahui
ditangkap karena percobaan pembunuhan setelah memukuli seorang pria berusia 32
tahun dengan tongkat logam dan memotong lehernya dengan pisau.
Yasushi Watanabe, yang pada awalnya dijatuhi
hukuman tiga hingga empat tahun penjara, menerima peningkatan hukuman lima
hingga tujuh tahun. Dia berusia 17 tahun pada saat pembunuhan itu. Tidak ada
data lagi yang didapat tentang Yasushi Watanabe.
Jō Ogura menjalani delapan tahun di penjara
remaja sebelum dia dibebaskan pada Agustus 1999. Dia berusia 17 tahun pada saat
pembunuhan itu. Setelah dibebaskan, dia dikatakan telah membual tentang
perannya dalam penculikan, pemerkosaan, dan penyiksaan Furuta.
Pada Juli 2004, dia ditangkap karena menyerang seorang pria bernama Takatoshi Isono. Ia memukuli dan mendorongnya ke dalam truk. Dia lalu mengantarnya dari Adachi ke bar ibunya di Misato, di mana dia diduga memukuli Isono di sana selama empat jam.
Selama waktu itu, Ogura juga berulang kali mengancam akan membunuh pria
itu dan mengatakan kepadanya bahwa dia pernah membunuh sebelumnya dan tahu
bagaimana caranya lolos dari hukuman.
Dia dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara atas
penyerangan terhadap Isono dan setelah itu dibebaskan. Yang mengejutkan Ibu Ogura
merusak kuburan Junko dan menyatakan kalau gadis itu telah menghancurkan hidup
putranya. Bukannya sebaliknya?!
Hukuman-hukuman yang diterima para pelaku
sebagian besar dianggap terlalu ringan jika dibandingkan dengan kejahatan yang
mereka lakukan. Keempatnya kini telah menghirup udara bebas dan mirisnya sama
sekali tidak meyesali perbuatan mereka.
Pada satu kesempatan, seorang teman Miyano
mengatakan kalau pria itu sama sekali tidak melarang orang lain bertanya
padanya tentang pembunuhan Junko. Setiap kali membicarakan tentang pembunuhan
itu dia selalu ceria dan gembira seolah-olah itu hal biasa.
“Sometimes I wonder will God ever forgive us
for what we’ve done to each other?”
Akhirnya muncul juga kasus yang paling seram,sadis dan kejam menurut saya. Saya pernah membaca kisah ini sebelumnya secara lengkap dan cukup sekali saja, karena membuat pikiran kita campur aduk, bagi yang gak kuat jangan dicari tahu ya. untungnya admin sudah memberitahu dan meringkas tulisannya, saya apresiasi 👍👍👍.
BalasHapusNtah kenapa kalau versi film gore selalu dipegang Jepang contohnya shogun sadism, grotesque, guinea pig. Belum lagi dilihat dari sejarahnya yg namanya Jugun Ianfu.
Artikel ini memang sudah banyak sekali yang saya potong Harllie, karena rasanya kurang etis dan tidak tega menuliskan detail apa saja yang para pelaku itu lakukan pada Junko. Membaca versi lengkapnya sungguh ngeri dan entah kenapa terbayang hari demi hari dia melewati semua itu.. Oya Harllie, apa sudah pernah baca Unit 731? Sudah pernah dibahas juga di blog ini.
HapusSudah saya baca mbak 👍, tapi saya bukan tipe orang yg tahan dengan cerita dan gambar2 disturbing seperti itu.
HapusIya memang sangat disturbing
HapusAh,disatu sisi ane sedih dengan apa yg dialami oleh Junko Furuta.
BalasHapusDisisi yg laen,ane juga kesal,kenapa para pembunuhnya dibiarkan bebas begitu saja?
Malah ibu dari salah satu pembunuh itu menyalahkan Junko dan merusak makamnya.
Apa karena mereka memiliki koneksi dengan Yakuza,makanya tidak bisa dihukum mati?
Banyak memang yang menyayangkan para pelaku dihukum relatif ringan alasannya karena mereka dianggap masih remaja. Bahkan identitas mereka sempat ditutupi.
HapusSemoga Junko sudah tenang di sana.
BalasHapusTapi sebenarnya pengen juga Junkonya yang langsung membalas manusia2 tanpa mesin pikir ini, jadi semacam horror movie.
Karena yang masih hidup ajah udah ga sanggup kasih hukuman setimpal.
Tapi ga boleh gitu. Junkonya udah tenang di sana.
Seperti di film-film revenge gitu ya Babyharuu, korban membalas lunas perbuatan para pelaku. Tapi takdir Junko sepertinya berbeda. Dia sudah tenang di sana. Kisah Junko ini benar-benar heartbreaking...
HapusIya, Kak Eya. Sedih banget.
HapusKenapa ada manusia yang tega begitu..
sumpah. emosi baca kayak gini. kejam banget para pelakunya. begitupun para orang tuanya. Semoga Junko tenang
BalasHapusKasus Junko ini memang sangat kejam, Arly. Entah di mana hati nurani para pelakunya. Junko sudah beristirahat dalam keabadian..
HapusGak kuat baca... Kadang agak heran dengan orang2 yg anti hukuman mati..
BalasHapusKasus Junko Furuta ini salah satu kasus yang sangat disturbing. Gak kuat saya juga kalau baca detailnya Jungkung..
Hapusi remember reading the detail about junko furuta's case when i was around 12-14 and suddenly i drop my tears. they tortured her in such an evil way no one could ever imagine
BalasHapusI had same experience, Keju. Junko Furuta's story is one of the most heartbreaking cases. I even couldn't write the detail, what exactly happen to her. What kind of people could torture her like that? It was really break my heart.
HapusSemoga kejadian tersebut tidak akan terulang lagi pada kita semua, dan semoga junko tenang di alam sana dan di berikan tempat yang terbaik di sisi-Nya amin..
BalasHapusHalo, Zaky! Terima kasih sudah mampir dan meninggalkan komentar yaa^^
HapusSalah satu kasus pembunuhan yang bukan hanya sadis, tapi juga meninggalkan rasa pilu bahkan setelah puluhan tahun berlalu. Rest in peace beautiful soul, Jun-chan..
Miris!
BalasHapusHalo kak, apakah artikel ini boleh saya kembangkan menjadi sebuah video di chanel youtube saya?
BalasHapusMaaf tidak boleh yaa
Hapus