Tangisan Terakhir Vladimir Komarov
"Jika saya tidak melakukan penerbangan ini, mereka akan mengirim pilot cadangan". Itu adalah Yuri Gagarin. “Itu Yura, dan dia akan mati menggantikan saya. Kita harus menjaganya.” Komarov kemudian menangis.
Pada tahun 1942, saat usianya 15 tahun, Komarov
masuk ke Sekolah Angkatan Udara Khusus Moskow untuk mengejar mimpinya menjadi
seorang penerbang. Pendidikannya untuk menjadi penerbang tampak lancar hingga
ia masuk ke Sekolah Tinggi Angkatan Udara Chkalov dan kemudian lanjut ke
Akademi Penerbangan Militer AK Serov di Bataisk.
Tak butuh waktu lama Komarov kemudian dipercaya
menjadi pilot pesawat tempur Resimen ke-383 dari Divisi Udara Tempur Kaukasia
Utara berbasis di Grozny pada Desember 1949. Komarov rupanya tak hanya memiliki
pengalaman penerbangan, ia juga berperan besar dalam desain pesawat ruang
angkasa Vostok dan Voskhod.
Vladimir Komarov |
Pada bulan Desember 1963, Komarov terpilih untuk penerbangan oleh Kamanin bersama Volynov dan Leonov, setelah menyelesaikan dua tahun pelatihan. Dirinya kemudian terpilih sebagai komandan penerbangan luar angkasa pertama di pesawat ruang angkasa Voskhod 1.
Misi meninggalkan
Bumi pada tahun 1964 itu berjalan cukup mulus. Touchdown kembali di Bumi
berhasil dan misi tersebut dinyatakan sukses besar untuk program luar angkasa
Soviet.
Sementara itu selama pelatihan, Komarov tinggal
bersama istrinya Valentina dan dua anak mereka Yevgeny dan Irina. Di sana, ia
bersama rekan-rekan penerbang sering pergi berburu, ski lintas alam, dan
olahraga hoki es di waktu senggang.
Vladimir Komarov bersama istrinya Valentina Yakovlevna dan putrinya Irina |
Komarov yang biasa disapa Volodya (nama kecil dari nama depannya) itu terkenal rajin dan ramah, membuatnya sangat disukai oleh rekan-rekannya. Komarov juga dihormati karena kerendahan hati dan pengalamannya. Seorang rekan mengatakan, "dia sudah menjadi insinyur ketika dia bergabung dengan kami, tetapi dia tidak pernah meremehkan yang lain.”
Semua tragedi ini dimulai dengan peringatan 50
tahun berdirinya Uni Soviet, dan pemerintah menuntut sesuatu yang besar dari
program luar angkasa.
Leonid Brezhnev, pemimpin Uni Soviet, memutuskan
untuk mengadakan semacam pertunjukan luar angkasa yang spektakuler antara dua
pesawat ruang angkasa Soviet. Rencananya dua Soviet akan diluncurkan ke ruang
angkasa dan melakukan docking orbital dramatis yang memungkinkan kosmonot untuk
berpindah antar pesawat.
Leonid Brezhnev |
Obsesi besar Leonid Brezhnev ini bukan tanpa alasan. Pada masa itu bidang antariksa antara Amerika Serikat dan Uni Soviet tengah memanas, masing-masing ingin membuktikan diri menjadi pelopor dan yang pertama dalam segala hal. Hal ini sebenarnya telah menimbulkan korban.
Beberapa
bulan sebelumnya program luar angkasa Amerika Serikat mengalami tragedi. Gus
Grissom, Edward White dan Roger Chafee, ketiganya adalah astronot NASA dalam
program Apollo, tewas dalam kebakaran selama pengujian di darat.
Baca juga: Tragedi Tewasya Kosmonot Soyuz 11
Sementara itu, Komarov terpilih untuk memimpin
Soyuz 1 dengan Yuri Gagarin sebagai kosmonot cadangannya. Keduanya tahu betul
kalau kapsul luar angkasa itu tidak aman untuk terbang, tetapi semua orang di program
luar angkasa takut akan reaksi Brezhnev jika misi yang sudah
digadang-gadangkannya itu sampai ditunda atau bahkan dibatalkan. Komarov
memberi tahu teman-temannya bahwa dia tahu ini mungkin adalah misi terakhirnya.
Komarov juga tidak bisa mundur. Jika dia
mundur, maka Gagarin lah yang akan dikirim untuk menggantikannya. Ia tidak akan
pernah melakukan itu. Gagarin adalah sahabatnya. Keluarga mereka sering berkumpul,
dan pada waktu luang atau ketika libur keduanya pergi berburu bersama.
Vladimir Komarov dan Yuri Gagarin saat keduanya tengah berburu |
Dalam buku Starman yang ditulis oleh
Jamie Doran dan Piers Bizony, Komarov mengatakan: "Jika saya tidak
melakukan penerbangan ini, mereka akan mengirim pilot cadangan". Itu
adalah Yuri Gagarin. “Itu Yura”, buku tersebut mengutip perkataannya, “dan dia
akan mati menggantikan saya. Kita harus menjaganya.” Komarov kemudian
menangis.
Tanggal yang ditentukan untuk peluncuran
semakin dekat. Semakin dekat waktunya, semua orang semakin pesimis. Ada masalah
serius yang akan membuat mesin itu berbahaya untuk bernavigasi di luar angkasa.
Teknisi yang telah memeriksa Soyuz 1 bahkan telah menemukan 203 masalah
struktural pada pesawat tersebut.
Saat berlatih, Vladimir Komarov dan rekan
kosmonotnya terus-menerus mengatur ulang jadwal mereka tanpa pemberitahuan dan
dipaksa bekerja 12 hingga 14 jam sehari. Masalah teknik dengan pesawat terus
berlanjut, dan Komarov menjadi semakin yakin bahwa dia akan tewas dalam misinya
itu.
Tanggal yang ditentukan akhirnya tiba. Entah
apa yang ada di benak Komarov saat itu. Tapi yang pasti ia akhirnya memutuskan
memimpin misi Soyuz 1.
Komarov memilih terbang untuk melindungi
Gagarin, dan berkeras sebelum penerbangan bahwa pemakamannya nanti peti matinya
harus dibuka sehingga pemimpin Soviet dapat melihat apa yang telah mereka
lakukan. Komarov tampaknya sudah punya firasat buruk.
Vladimir Komarov dalam pakaian kosmonotnya |
Saat Komarov naik ke van transfer untuk turun
ke landasan, rekan kosmonotnya yang sudah tahu betapa berbahayanya misi kali
itu mencoba menghiburnya dan tersenyum. Mereka mulai bernyanyi untuknya dan dia
juga bernyanyi bersama mereka. Suasana terasa mencair sejenak. Tapi semua tahu di
benak mereka masing-masing kecemasan tak akan bisa hilang.
Di menit-menit terakhir Gagarin muncul dengan
perlengkapan penuh dan mencoba meyakinkan kru untuk membiarkan dia mengemudikan
pesawat sebagai ganti Komarov. Tetapi para
kru, termasuk Komarov, menolaknya. Komarov kemudian benar-benar pergi.
Vladimir Komarov (kiri bawah) bersama dengan rekan-rekannya |
Sistem kontrol termal merosot, komunikasi
menjadi tidak teratur, dan kurangnya listrik mencegah sistem orientasi-astro beroperasi.
Melihat semua masalah ini, pengendali di darat kemudian memutuskan untuk
membatalkan peluncuran Soyuz 2 dan membawa pulang Komarov selagi mereka punya
kesempatan.
Komarov gagal mencoba mengarahkan modul Soyuz selama lima jam. Pesawat itu memancarkan informasi status yang tidak dapat diandalkan, dan kehilangan komunikasi pada orbit 13 hingga 15.
Komarov
diperintahkan untuk mengarahkan kembali pesawat menggunakan sensor aliran ion
pada orbit 15 hingga 17. Sensor ion gagal. Komarov mengarahkan pesawat luar
angkasa secara manual. Ia berhasil masuk kembali ke atmosfer bumi pada orbit
ke-19nya, namun drogue modul dan parasut pengereman utama gagal dipasang dengan
benar.
Soyuz 1 jatuh dengan kecepatan tinggi ke stepa
di Orenberg pada 24 April 1967 pukul 7 pagi. Komarov tewas. Kabin meledak
karena benturan dan ketika tim pemulihan Angkatan Udara Soviet tiba, yang
mereka temukan hanyalah logam yang terbakar, pinggiran atas Soyuz menjadi
satu-satunya perangkat keras yang dapat mereka identifikasi. Jenazah sang pilot
bahkan nyaris tidak dapat dikenali lagi.
Soyuz 1 yang mengalami kecelakaan fatal (Sumber: RussianSpaceWeb.com) |
Rupanya di detik-detik terakhir hidupnya,
pos-pos pendengar Amerika Serikat yang berada di Turki mendengar Komarov menangis
dalam amarah. Ia terdengar "mengutuk orang-orang yang telah menempatkannya
di dalam pesawat ruang angkasa yang rusak". Dia mengatakan kepada petugas
kontrol darat bahwa dia tahu dia akan mati.
Ketika kapsul tersebut mulai meluncur tajam
secara fatal, intelijen Amerika menangkap tangisan kemarahan Komarov di
detik-detik terakhir ajalnya. Beberapa penerjemah mendengar dia berkata,
"Panas naik ke kapsul". Dia
juga menggunakan kata "membunuh", yang mungkin untuk menggambarkan apa
yang telah dilakukan para insinyur padanya.
Istri Komarov yang baru mengetahui tentang
keberangkatan suaminya dipanggil untuk berbicara tentang apa yang harus
dikatakannya kepada anak-anak mereka. Istri Komarov ternyata sebelumnya belum belum
diberi tahu tentang Soyuz I yang diluncurkan sampai Komarov sudah berada di
orbit. Ia bahkan tidak sempat mengucapkan selamat tinggal pada suaminya.
Baca juga: Kisah Maria Orsic, Aldebaran, dan Vril Society
Dalam buku hariannya, Nikolai Kamanin mencatat
bahwa kapsul Soyuz 1 jatuh ke tanah dengan kecepatan 30-40 m/s dan sisa-sisa
tubuh Komarov.
Pukul 21:45 Kamanin menemani jenazah Komarov ke
bandar udara Orsk. Pesawat Kamanin tiba di Moskow pada dini hari keesokan
harinya. Perintahnya adalah agar jenazah Komarov difoto, kemudian segera dikremasi
agar dapat dilakukan pemakaman kenegaraan di tembok Kremlin. Jenazahnya
diotopsi cepat pagi itu, lalu dikremasi.
Pejabat militer Soviet melihat jenazah Vladimir Komarov |
Komarov sebelumnya memang telah meminta secara
pribadi agar peti jenazahnya dibuka, karena dia ingin agar pejabat pemerintah
tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia tahu kapsul itu tidak aman dan kemungkinan
besar dia akan mati. Dia tahu dia tidak akan kembali hidup-hidup jadi dia
membuat permintaan tersebut sebelum peluncuran Soyuz 1.
Komarov dimakamkan secara kenegaraan di Moskow,
dan abunya dimakamkan di Kremlin Wall Necropolis di Lapangan Merah. Para
astronot Amerika meminta pemerintah Soviet untuk mengizinkan perwakilannya
hadir tetapi ditolak. Komarov secara anumerta dianugerahi Ordo Lenin keduanya
dan juga Ordo Pahlawan Uni Soviet.
Valentina, istri Vladimir Komarov mencium foto mendiang suaminya saat pemakaman resmi di lapangan merah Moskow |
Setelah kematian tragis Komarov, semuanya tak lagi sama. Gagarin yang sebelumnya merupakan pemuda yang riang tampak banyak berubah.
Kematian Komarov telah menempatkan beban rasa bersalah yang sangat besar di
pundaknya. Dia sangat tertekan karena tidak bisa membujuk Brezhnev untuk
membatalkan peluncuran Komarov. Gagarin menyusul Komarov setahun kemudian. Ia
meninggal dalam sebuah kecelakaan misterius di Kirzhach.
Baca juga: Misteri Satelit Black Knight
Jalan umat manusia ke luar angkasa memiliki pahlawan tanpa tanda jasa. Vladimir Komarov adalah salah satunya.
Vladimir Komarov di perangko keluaran Soviet tahun 1964 |
Penerbangan luar angkasa dengan Soyuz 1 membuatnya menjadi kosmonot Soviet pertama yang terbang ke luar angkasa lebih dari sekali, sekaligus menjadikannya manusia pertama yang tewas dalam misi luar angkasa.
Referensi:
Mantap
BalasHapusTerima kasih :)
HapusRIP Yuri Gagarin dan Vladimir Komarov.
BalasHapusSemoga mereka berdua tenang disana.
Persahabatan hingga akhir..
HapusTragis apalagi dengan bentuk jenazahnya 😔, anjing Laika dan Yuri Gagarin juga tewas pada masa pemerintahan Leonid Brezhnev. Apakah di NASA juga ada tekanan seperti ini juga gk ya terhadap astronotnya?
BalasHapusEntahlah Harllie, tapi pada masa Komarov dan Gagarin memang persaingan antara Amerika dan Soviet memang sedang panas-panasnya. Masing-masing berlomba ingin menunjukkan superioritas mereka. Itulah juga kenapa saat Amstrong dkk mendarat di bulan banyak teori konspirasinya. Dugaannya mereka tidak mendarat di sana tapi hanya trik studio dsb, agar diakui sebagai yang pertama berhasil mendaratkan manusia di bulan. cmiiw.
Hapusgengsi melahirkan ambisi dan ambisi itu melahirkan kematian...(meskipun kematian orang lain). banyak penguasa yang seperti itu. tidak bisa disebutkan karena terlalu banyak...
BalasHapusYa begitulah. Saya ingat waktu menulis artikel ini, entah kenapa sedih sekali rasanya melihat foto-foto Komarov dan bagaimana hidupnya berakhir..
Hapus