Manusia-Manusia Bertanduk Sepanjang Sejarah
Naturalis Caspari Bartholini menyebutkan dalam bukunya “Anatomicae Institutiones Corporis Humani” kasus manusia dengan tanduk di kepala yang terkenal pada abad ke 17. Seorang wanita tua di Perancis pada tahun 1696, memberikan tanduknya yang telah diamputasi kepada Raja Louis XIV.
Menurut sebuah buku yang diterbitkan pada tahun
1869, “The Book of Wonderful Characters: Memoirs and Anecdotes of Remarkable
and Eccentric Persons in All Ages and Countries” yang ditulis oleh Henry Wilson dan James
Caulfield, ada seorang pria bernama Francis Trovillou dari Mezieres yang
memiliki tanduk.
Francis Trovillou |
Tanduk itu mulai tumbuh pada saat ia berusia 7 tahun, dan terus tumbuh membungkuk ke belakang. Saat Trovillou berusia 35 tahun, tanduk itu bertambah panjang dan besar sehingga dengan betuk membungkuk ke belakang sangat mirip dengan tanduk domba jantan.
Kisah lainnya datang dari abad ke-19. Seorang
wanita Perancis bernama Madame Dimanche mulai menumbuhkan tanduk tebal dari
dahinya ketika dia berusia tujuh puluhan.
Selama bertahun-tahun wanita itu berusaha
menyembunyikan tanduk itu. Ia lebih sering meghabiskan waktunya sendirian
karena malu.
Beruntung seorang ahli bedah Perancis berhasil
mengangkatnya melalui operasi plastik. Model lilin dari wajah Madame Dimanche
sebelum operasi diabadikan oleh oleh Dr. Thomas Dent Mütter selama kunjungan ke
Paris dan dapat dilihat sampai hari ini di Museum Mütter College of Physicians
of Philadelphia.
Madame Dimanche |
Fenomena manusia bertanduk terus berlanjut.
Pada tahun 1930, Robert Ripley mendapat kiriman foto dari seorang bankir Rusia.
Dalam foto tersebut terlihat seorang pria dengan tanduk besar 13 inci di
belakang kepalanya. Pria itu adalah seorang petani Manchuria bernama Wang yag
kemudian dikenal dengan julukan "The Human Unicorn”.
Wang "The Human Unicorn" |
Sayangnya Ripley hanya mendapatkan foto tersebut. Ia menghabiskan waktu bertahun-tahun menawarkan hadiah besar kepada siapa saja yang bisa melacak Wang dan membawanya ke Amerika. Tetapi Wang tidak pernah ditemukan.
Tanduk manusia ternyata bukanlah fenomena baru.
Jauh sebelum Robert Ripley mendapatkan foto Wang “si manusia bertanduk”,
fenomena ini rupanya telah ada beberapa abad sebelumnya dan terus muncul hingga
era modern sekarang ini.
Pada bulan Oktober 2007, Xiou Ling yang berusia
95 tahun memamerkan tanduk berukuran 6,5 inci yang menonjol keluar dari dahinya
dan melingkar ke bawah di atas wajahnya. Tanduk ini telah berkembang selama
empat tahun.
Sebulan kemudian, Ma Zhong Nan yang berusia 93
tahun menjadi berita utama karena tanduk berukuran 4 inci yang tumbuh di atas
kepalanya. Sebenarnya nenek ini tidak terlalu memikirkannya sampai tanduk itu
terasa gatal dan sangat mengganggu, sehingga ia akhirnya memutuskan untuk
meminta bantuan.
Pada tahun 2010, seorang nenek berusia 101
tahun bernama Zhang Ruifang tiba-tiba viral lantaran memiliki dua tanduk yang
tumbuh dari dahinya. Tanduk pertama berukuran hampir 2,5 inci, sedangkan yang
kedua tampak baru saja mulai tumbuh.
Zhang Ruifang |
Berbeda dengan kasus orang-orang bertanduk lainnya yang merasa malu dan terganggu dengan keberadaan tanduk di kepala., Zhang Ruifang dilaporkan senang tentang keberadaan tanduk itu dikepalanya. Ia bahkan menolak tawaran untuk mencabut tanduknya.
Pada tahun 2015, Liang Xiuzhen yang berusia 87
tahun dari Sichuan mengunjungi dokter dengan tanduk setinggi 5 inci yang tumbuh dari atas kepalanya. Tanduk ini dilaporkan telah mulai tumbuh sekitar 8 tahun sebelumnya, berawal dengan tahi lalat hitam.
Namun suatu saat pada tahun 2013
tahi lalat itu tiba-tiba saja pecah
dan tanduknya mulai bertunas. Dokter tidak dapat mendiagnosisnya, dan tidak
lama setelah itu tanduk itu
lepas. Namun kemudian
tanduk lain menggantikan
tanduk yang sudah lepas tadi dan tumbuh lebih cepat. Kedengarannya mengerikan, kan?
Hal menarik dari laporan- laporan kasus tanduk
manusia ini adalah banyak yang mengatakan bahwa tanduk tersebut sering tumbuh kembali
setelah dicabut/dibuang.
Hal ini menunjukkan bahwa tanduk-tanduk itu
adalah jaringan yang dikendalikan secara genetik yang dikodekan oleh DNA masing-masing
individu. Faktornya mungkin karena gen yang terkait dengan jaringan rambut dan
kuku, yang jelas tumbuh terus menerus. Alasan ini didukung oleh kasus di mana ayah dan anak, yang
diduga sama-sama bertanduk.
Human Unicorn Are Real (Ripleys.com) |
Dipercaya bahwa tanduk adalah semacam
kemunduran genetik, yang merupakan fenomena yang didukung secara ilmiah, dari
masa dalam evolusi manusia sebelum nenek moyang kita menyimpang dari hewan yang
kemudian mengembangkan tanduk.
Teori ini mengasumsikan bahwa banyak (jika
tidak semua) manusia membawa gen yang diperlukan untuk menghasilkan tanduk, tetapi
kebanyakan dari gen pembentuk itu tidak aktif.
Meskipun kasus manusia bertanduk yang
terdokumentasi sangat jarang terjadi,namun dalam sejumlah kisah mitologi dan
legenda di dunia penuh dengan kisah yang menampilkan manusia bertanduk.
Contohnya Minotaur dari mitologi Yunani, yang dikisahkan merupakan seorang pria
dengan kepala banteng. Ada pula dewa Celtic bernama Cernunnos, yaitu dewa
bertanduk yang meguasai tempat-tempat liar.
Ilustrasi Minotaur |
Jadi kisah manusia-manusia bertanduk telah muncul sepanjang sejarah. Pada zaman dahulu mungkin berarti memiliki makna budaya yang dalam dan untuk saat ini memiliki penjelasan ilmiah yang masuk akal.
Referensi:
Hmm sungguh menarik...bagus tambahkan artikel tentang kasus seperti zodiac killer dong..saya tunggu ya min
BalasHapusHmm sungguh menarik...bagus tambahkan artikel tentang kasus seperti zodiac killer dong..saya tunggu ya min
BalasHapusHmm sungguh menarik...bagus tambahkan artikel tentang kasus seperti zodiac killer dong..saya tunggu ya min
BalasHapusZodiac Killer sudah pernah dibahas Najwa: https://www.merinding.com/2017/01/zodiac-killer.html
HapusWah,jdi manusia bertanduk itu emng ada ya.
BalasHapusWalaupun gk mirip kyk di dongeng² atau di film :v
Iya Tsubasaki dan ternyata ada penjelasan ilmiahnya ya :)
HapusJadi keingat suatu Partai Bertanduk yg sangat mengerikan disini
BalasHapusDi Jawa tengah ada nyata
Seram
Pundit.. ke mana aja? Baru muncul.. :)
HapusRata-rata yg mengalami usianya tua ya, apa ada hubungan dengan yg mereka konsumsi ya?
BalasHapusKalo soal ilmu genetika rumit soalnya 😴
Analisis yg bagus. Usia tua, jadi mengingatkan sama kasus spontaneous human combustion. Tapi sepertinya tidak berhubungan dengan apa yg mereka konsumsi deh, Harllie. Nah, mungkin lebih ke genetik, tapi kemungkinannya juga kecil. Tidak sebesar kemungkinan seperti di kasus manusia biru.
Hapus🤣🤣🤭
BalasHapus