Kasus Pencurian Aneh di Museum Isabella Stewart Gardner yang Gagal Dipecahkan FBI
Pada 18 Maret 1990, dua orang berseragam polisi masuk ke Museum Isabella Stewart Gardner. Setelah mengikat para penjaga, mereka kemudian menjarah isi museum selama sekitar satu jam. Mereka mengambil sejumlah lukisan. Namun anehnya lukisan-lukisan yang jauh lebih mahal malah sama sekali tidak disentuh dan bingkai dari lukisan-lukisan yang mereka curi itu dibiarkan saja tetap tergantung rapi. Inilah salah satu pencurian barang seni terbesar dalam sejarah yang tak dapat dipecahkan FBI.
Dini hari Minggu tanggal 18 Maret 1990, dua orang pria dengan seragam polisi mendatangi Isabella Stewart Gardner Museum. Tidak berapa lama kemudian dua orang itu masuk ke dalam bangunan tersebut. Tak butuh waktu lama keduanya telah mengikat dua orang petugas keamanan yang sedang berjaga. Satu jam berikutnya mereka dengan bebas menjarah berbagai koleksi berharga di yang tersimpan di sana.
Seperti namanya, Museum ini memang dimiliki oleh seorang wanita bernama Isabella Stewart Gardner. Ia membangun museum ini untuk menampung koleksi seni pribadinya dan mulai dibuka untuk umum sejak tahun 1903. Setelah Gardner wafat, ia meninggalkan museum ini dengan dana abadi sebesar $3,6 juta dan menitipkan wasiat agar karya seni di dalam museum tidak boleh diubah dan tidak boleh pula ada barang seni yang dijual atau dibeli.
Isabella Stewart Gardner |
Pada periode tahun 1980an, museum ini mengalami masalah keuangan. Hal ini kemudian segera berimbas pada kondisi museum yang memburuk dan sistem keamanan dan pemeliharaan gedung yang menurun.
Namun setelah adanya peristiwa pengungkapan kasus perampokan museum oleh FBI pada tahun 1982, museum segera mengalokasikan sejumlah dana untuk memperbaiki sistem keamanannya. Maka 60 detektor gerakan inframerah dan ada pula 4 kamera yang diletakkan di sekeliling bangunan. Tetapi sayangnya tidak ada kamera yang dipasang di dalam galeri karena dewan pengawas museum merasa memasang alat itu akan terlalu mahal dan menghabiskan dana.
Selain itu mereka juga mempekerjakan penjaga keamanan lebih banyak. Namun penjaga saat itu hanya dibayar sedikit di atas upah minimum dan kelemahan keamanan museum ini sudah lama menjadi rahasia umum di antara para penjaga di sana.
Di dalam museum itu sendiri tersimpan sejumlah lukisan yang bernilai mahal. Ada The Concert yang merupakan satu dari karya Vermeer. Ada pula lukisan lainnya, Badai di Laut Galilea, Degas, Manet, dan Flinct karya Rembrandt.
Peristiwa Perampokan
Perampokan terjadi pada dini hari Minggu tanggal 18 Maret 1990. Menurut kesaksian beberapa orang yang sedang berpesta menyambut St. Patrick Day, mereka melihat dua pria berseragam polisi memarkirkan kendaraannya di Palace Road yang berada sekitar 100 kaki tidak jauh dari pintu samping museum. Para saksi itu awalnya yakin bahwa keduanya polisi sungguhan.
Museum Isabella Sewart Gardner |
Penjaga museum yang bertugas malam itu adalah Rick Abath dan Randy Hestand. Abath adalah petugas penjaga malam biasa, sementara Hestand baru hari itu mendapatkan shift malam. Menurut SOP museum, pekerjaan penjaga keamanan malam dibagi dua. Satu orang akan berpatroli di galeri dengan membawa lampu senter dan juga walkie-talkie, sementara penjaga yang satunya lagi akan menunggu di pos.
Petugas yang pertama berkeliling galeri adalah Abath. Pada saat patroli, alarm kebakaran di salah satu ruangan sempat berbunyi tetapi saat dicek sama sekali tidak ada api ataupun asap. Abath lalu kembali ke ruang keamanan di mana panel alarm kebakaran menunjukkan asap ada di beberapa ruangan.
Setelah memeriksa kerusakan, ia lalu mematikan panel itu. Ia lalu kembali berpatroli, dan sebelum menyelesaikan patrolinya di galeri, ia membuka pintu samping sebentar lalu menutupnya kembali. Abath tidak memberitahukan pada Hestand alasan ia melakukan itu. Abath lalu kembali ke pos keamanan sekitar pukul 1 dini hari. Setelah itu giliran Hestand yang pergi berpatroli.
Baca juga: Skandal Kalung Permata Marie Antoinette
Baca juga: Skandal Kalung Permata Marie Antoinette
Sekitar pukul 1.20 dini hari, para pencuri yang berseragam polisi kemudian berjalan ke pintu samping. Mereka kemudian membunyikan bel. Mereka menjelaskan pada Abath bahwa kedatangan mereka karena sedang menyelidiki adanya gangguan. Abath berpikir bahwa hari itu adalah St. Patrick Day, mungkin ada beberapa orang yang telah memanjat pagar dan ada orang yang melaporkannya. Abath lalu membiarkan kedua polisi itu masuk sekitar pukul 1.24.
Mereka kemudian menanyakan apakah ada petugas lainnya di museum yang segera saja dikatakan Abath bahwa ia berjaga berdua dengan rekannya Hestand. Ia lalu menghubungi Hestand untuk kembali ke pos keamanan. Pada saat itu Abath sempat memperhatikan kedua petugas tersebut. Pria yang lebih tinggi tampak berkumis palsu.
Tetapi kemudian pria yang lebih pendek mengatakan bahwa wajah Abath tampak familiar dan mengira bahwa mungkin penjaga museum itu salah satu orang yang tengah dicari. Polisi yang lebih pendek kemudian memaksa Abath ke dinding, merentangkan kakinya lalu memborgolnya. Polisi yang lebih tinggi kemudian memborgol Hastand begitu pria itu muncul. Setelah kedua penjaga itu diborgol, barulah kedua orang berseragam polisi itu mengaku bahwa mereka berniat merampok museum.
Kedua pencuri tersebut melakban di sekitar kepala dan juga mata para penjaga. Keduanya lalu di bawa ke ruang bawah tanah di mana mereka diborgol ke sebuah pipa uap dan juga meja kerja. Saat itu menunjukkan pukul 1.35 dini hari.
Ketika kedua pencuri itu memasuki Dutch Room, sebuah alat berbunyi. Namun mereka segera menghancurkannya. Kedua pencuri itu mengambil Badai di Laut Galilea dan Seorang Nyonya dan Tuan-tuan di Black dan melemparkan mereka di lantai marmer yang otomatis menghancurkan bingkai kaca bingkai. Mereka juga mengambil beberapa karya Lembrandt, Landscape dengan Obelisk, dan Konser. Terakhir mereka mengambil perunggu ritual Cina kuno.
Mereka lalu pergi lagi menuju Short Gallery yang ada di lorong sempit. Di sana mereka mengambil lukisan Napoleon, finial Elang, lima sketsa Degas, dan juga Chez Tortoni dari Blue Room di lantai pertama.
Ketika para pencuri itu tengah bersiap untuk melarikan diri, mereka masih sempat memeriksa penjaga yang mereka sekap di ruang bawah tanah dan memastikan bahwa kedua petugas itu baik-baik saja. Keduanya bahkan menanykan apakah mereka merasa nyaman.
Tak berapa lama kemudian penjaga shift pagi datang dan menyadari ada sesuatu yang aneh karena ia sama sekali mendapat jawaban saat memanggil petugas yang ada di dalam. Penjaga yang baru itu kemudian memanggil polisi yang segera melakukan penggeledahan gedung. Saat itulah mereka menemukan kedua penjaga masih terikat di ruang bawah tanah.
Setelah diperiksa, total ada 13 karya yang dicuri. Karya-karya itu adalah "The Concert" karya Vermeer, "Badai di Laut Galilea" karya Rembrandt, "A Lady and Gentleman in Black" karya Rembrandt, "Lansekap dengan Obelisk" karya Flinck, "Chez Tortoni" karya Manet, "Potret Diri" karya Rembrandt, "La Sortie de Pesage" karya Degas, "Cortege aux Environs de Florence" karya Degas, "Program untuk Soiree 2 Artistik" karya Degas, "Three Mounted Jockeys" karya Degas, Perunggu Kapal Cina Kuno, dan sebuah finial burung Elang Perancis.
Baca juga: D.B Cooper, Pembajak Pesawat Paling Misterius di Dunia
Pada tahun 1990, FBI memperkirakan nilai barang yang dicuri sebesar $200 juta dan kemudian menaikkan perkiraan menjadi $500 pada tahun 2000. Karya-karya yang paling berharga diambil dari Dutch Room, di antaranya adalah The Concert karya pelukis Belanda Vermeer. Lukisan ini yang diperkirakan yang paling mahal di antara koleksi lainnya. Karya lainnya adalah Badai di Danau Galilea, A Lady and Gentleman in Black dan sketsa potret diri karya Rembrandt.
Baca juga: D.B Cooper, Pembajak Pesawat Paling Misterius di Dunia
Pada tahun 1990, FBI memperkirakan nilai barang yang dicuri sebesar $200 juta dan kemudian menaikkan perkiraan menjadi $500 pada tahun 2000. Karya-karya yang paling berharga diambil dari Dutch Room, di antaranya adalah The Concert karya pelukis Belanda Vermeer. Lukisan ini yang diperkirakan yang paling mahal di antara koleksi lainnya. Karya lainnya adalah Badai di Danau Galilea, A Lady and Gentleman in Black dan sketsa potret diri karya Rembrandt.
Salah satu bingkai yang lukisannya dicuri |
Campuran berbagai macam barang yang dicuri telah membingungkan para ahli. Walaupun beberapa karya berharga dicuri, tetapi anehnya karya-karya yang lebih mahal lainnya karya Raphael, Botticelli, dan Michaelangelo dibiarkan begitu saja.
Saat Gardner masih hidup, ia memutuskan tidak akan ada koleksi yang dipindahkan. Jadi bingkai-bingkai dibuat permanen dan tidak bisa dipindah. Akhirnya tanpa lukisan di dalamnya, bingkai-bingkai itu kosong dan tetap tergantung di tempatnya.
Orang-Orang yang Dicurigai
FBI mengambil kontrol langsung kasus ini dengan alasan bahwa karya-karya seni tersebut mungkin saja diperjual belikan antar negara. Selain itu, pihak penyidik juga menyebut kasus pencurian ini sangat aneh. Hal ini karena pemilihan karya seni yang dicuri dan juga tidak ditemukannya bukti fisik yang kuat. Pencuri-pencuri itu anehnya sama sekali tidak meninggalkan jejak kaki atau rambut.
Selain itu, FBI telah melakukan beberapa analisis DNA pada tahun-tahun berikutnya dan didukung oleh perkembangan teknologi. Namun beberapa bukti hilang di antara file-file mereka. Para penjaga dan juga orang-orang yang sempat melihat kedua prncuri berseragam polisi itu memiliki tinggi sekitar 5 kaki 9 inci dengan tubuh sedang dan diperkirakan berusia sekitar 30an awal.
Rick Abath
Penjaga museum Rick Abath adalah salah satu orang yang dicurigai terkait dengan pencurian ini. Apalagi ketika diketahui bahwa ia membuka dan menutup pintu samping secara mencurigakan. Menurut beberapa orang, gerakan membuka dan menutup pintu samping itu bisa diartikan sebagai sinyal bagi pencuri yang sedang menunggu di luar. Tetapi Abath mengatakan bahwa ia rutin melakukan itu.
Pada tahun 2015 yang lalu, FBI merilis video keamanan dari museum pada malam pencurian itu. Pada video terlihat Abath terlihat membujuk seorang pria tidak dikenal ke museum untuk berbicara di meja keamanan. Tetapi Abath mengatakan bahwa ia tidak bisa mengingat kembali kejadian itu. Ia juga mengaku tak mengenali orang dalam video tersebut. Tetapi beberapa mantan penjaga museum mengatakan bahwa pria asing itu adalah wakil kepala keamanan museum.
Whitey Bulger
Whitey Bulger adalah salah satu penjahat paling dikenal di Boston pada masa itu. Tetapi ia mengklaim sama sekali tidak terlibat dalam kasus pencurian tersebut. Walaupun ia sempat mengirimkan agennya, tetapi itu hanya untuk menyelidiki siapa perampok yang beraksi di wilayahnya dan ia ingin meminta jatah.
Agen FBI Thomas McShane menyelidiki pria ini kalau-kalau ia benar-benar terlibat. Kesimpulan dari penyelidikannya, Bulger punya koneksi yang kuat dengan Polisi Boston sehingga menjelaskan bagaimana para pencuri itu bisa mendapatkan seragam polisi asli.
Teori lainnya bahkan lebih mengejutkan. Menurutnya mungkin saja polisi sungguhan telah diatur untuk melakukan pencurian itu. Bulger juga ternyata diketahui punya hubungan dengan Tentara Republik Irlandia (IRA). Namun investigasi McShane tidak dapat menghasilkan bukti yang kuat untuk menjerat mereka.
Brian McDevitt
Brian McDevitt adalah penipu dari Boston yang telah berusaha merampok The Hyde Collection di Glens Falls, New York, tetapi gagal. Ia menyamar dengan berpakaian sopir FedEx, membawa borgol dan juga selotip. Rencananya ia akan mencuri karya Rembrandt yang terkenal.
FBI mewawancarainya pada akhir tahun 1990. Dalam pengakuannya McDevitt membantah terlibat dalam pencurian itu dan menolak melakukan tes poligraf. FBI tetap menjalankan tes sidik jari dan menemukan tketidakcocokan dengan yang ada di TKP. Pria ini pindah ke California dan meninggal pada tahun 2004.
Surat Mencurigakan
Pada tahun 1994, direktur museum Anne Hawley menerima sebuah surat anonim dari seseorang yang berusaha menegosiasikan pengembalian karya seni yang telah dicuri. Penulis surat itu menjelaskan bahwa mereka sebenarnya hanyalah negosiator dan tidak tahu sama sekali identitas pencuri.
Baca juga: Brian Wells dan Kasus Perampokan yang Aneh (Pizza Bomber)
Penulis surat itu menjelaskan bahwa karya seni dicuri untuk mengurangi hukuman penjara, tetapi ketika kesempatan telah lewat, tidak ada lagi motif untuk mempertahankan karya seni tersebut dan bermaksud untuk mengembalikannya.
Dalam surat tersebut juga tertulis permintaan mereka akan kekebalan hukum dan semua orang lain yang terlibat. Mereka juga meminta uang sebesar $2,6 juta untuk pengembalian karya seni tersebut. Tetapi uang itu harus dikirimkan ke rekening bank luar negeri pada saat yang sama ketika karya seni itu diserahkan.
Anne Hawley kemudian menghubungi FBI yang menghubungi Globe dan pesan kode itu lalu dicetak dalam The Boston Globe edisi 1 Mei 1994. Beberapa hari kemudian surat kedua datang di mana isinya mengatakan mereka takut akan dilakukan penyelidikan besar-besaran oleh otoritas federal dan negara bagian untuk menemukan identitas mereka. Mereka juga mengatakan bahwa mereka butuh waktu untuk mengevaluasi pilihan mereka. Tetapi setelah surat kedua itu tak pernah ada lagi kabar dari mereka.
Setelah bertahun-tahun berlalu sama karya seni yang dicuri itu tak pernah terlihat lagi ke permukaan. Polisi dan FBI yang berusaha membongkar kasus ini juga mengalami kebuntuan. Kasus pencurian ini menjadi kasus pencurian karya seni terbesar dalam sejarah yang tidak berhasil dipecahkan FBI.
Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Isabella_Stewart_Gardner_Museum_theft
Selain itu, FBI telah melakukan beberapa analisis DNA pada tahun-tahun berikutnya dan didukung oleh perkembangan teknologi. Namun beberapa bukti hilang di antara file-file mereka. Para penjaga dan juga orang-orang yang sempat melihat kedua prncuri berseragam polisi itu memiliki tinggi sekitar 5 kaki 9 inci dengan tubuh sedang dan diperkirakan berusia sekitar 30an awal.
Sketsa dua pencuri yang berseragam polisi yang mendatangi museum |
Rick Abath
Penjaga museum Rick Abath adalah salah satu orang yang dicurigai terkait dengan pencurian ini. Apalagi ketika diketahui bahwa ia membuka dan menutup pintu samping secara mencurigakan. Menurut beberapa orang, gerakan membuka dan menutup pintu samping itu bisa diartikan sebagai sinyal bagi pencuri yang sedang menunggu di luar. Tetapi Abath mengatakan bahwa ia rutin melakukan itu.
Pada tahun 2015 yang lalu, FBI merilis video keamanan dari museum pada malam pencurian itu. Pada video terlihat Abath terlihat membujuk seorang pria tidak dikenal ke museum untuk berbicara di meja keamanan. Tetapi Abath mengatakan bahwa ia tidak bisa mengingat kembali kejadian itu. Ia juga mengaku tak mengenali orang dalam video tersebut. Tetapi beberapa mantan penjaga museum mengatakan bahwa pria asing itu adalah wakil kepala keamanan museum.
Whitey Bulger
Whitey Bulger adalah salah satu penjahat paling dikenal di Boston pada masa itu. Tetapi ia mengklaim sama sekali tidak terlibat dalam kasus pencurian tersebut. Walaupun ia sempat mengirimkan agennya, tetapi itu hanya untuk menyelidiki siapa perampok yang beraksi di wilayahnya dan ia ingin meminta jatah.
Agen FBI Thomas McShane menyelidiki pria ini kalau-kalau ia benar-benar terlibat. Kesimpulan dari penyelidikannya, Bulger punya koneksi yang kuat dengan Polisi Boston sehingga menjelaskan bagaimana para pencuri itu bisa mendapatkan seragam polisi asli.
Teori lainnya bahkan lebih mengejutkan. Menurutnya mungkin saja polisi sungguhan telah diatur untuk melakukan pencurian itu. Bulger juga ternyata diketahui punya hubungan dengan Tentara Republik Irlandia (IRA). Namun investigasi McShane tidak dapat menghasilkan bukti yang kuat untuk menjerat mereka.
Brian McDevitt
Brian McDevitt adalah penipu dari Boston yang telah berusaha merampok The Hyde Collection di Glens Falls, New York, tetapi gagal. Ia menyamar dengan berpakaian sopir FedEx, membawa borgol dan juga selotip. Rencananya ia akan mencuri karya Rembrandt yang terkenal.
FBI mewawancarainya pada akhir tahun 1990. Dalam pengakuannya McDevitt membantah terlibat dalam pencurian itu dan menolak melakukan tes poligraf. FBI tetap menjalankan tes sidik jari dan menemukan tketidakcocokan dengan yang ada di TKP. Pria ini pindah ke California dan meninggal pada tahun 2004.
Surat Mencurigakan
Pada tahun 1994, direktur museum Anne Hawley menerima sebuah surat anonim dari seseorang yang berusaha menegosiasikan pengembalian karya seni yang telah dicuri. Penulis surat itu menjelaskan bahwa mereka sebenarnya hanyalah negosiator dan tidak tahu sama sekali identitas pencuri.
Baca juga: Brian Wells dan Kasus Perampokan yang Aneh (Pizza Bomber)
Penulis surat itu menjelaskan bahwa karya seni dicuri untuk mengurangi hukuman penjara, tetapi ketika kesempatan telah lewat, tidak ada lagi motif untuk mempertahankan karya seni tersebut dan bermaksud untuk mengembalikannya.
Dalam surat tersebut juga tertulis permintaan mereka akan kekebalan hukum dan semua orang lain yang terlibat. Mereka juga meminta uang sebesar $2,6 juta untuk pengembalian karya seni tersebut. Tetapi uang itu harus dikirimkan ke rekening bank luar negeri pada saat yang sama ketika karya seni itu diserahkan.
Anne Hawley |
Anne Hawley kemudian menghubungi FBI yang menghubungi Globe dan pesan kode itu lalu dicetak dalam The Boston Globe edisi 1 Mei 1994. Beberapa hari kemudian surat kedua datang di mana isinya mengatakan mereka takut akan dilakukan penyelidikan besar-besaran oleh otoritas federal dan negara bagian untuk menemukan identitas mereka. Mereka juga mengatakan bahwa mereka butuh waktu untuk mengevaluasi pilihan mereka. Tetapi setelah surat kedua itu tak pernah ada lagi kabar dari mereka.
Setelah bertahun-tahun berlalu sama karya seni yang dicuri itu tak pernah terlihat lagi ke permukaan. Polisi dan FBI yang berusaha membongkar kasus ini juga mengalami kebuntuan. Kasus pencurian ini menjadi kasus pencurian karya seni terbesar dalam sejarah yang tidak berhasil dipecahkan FBI.
Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Isabella_Stewart_Gardner_Museum_theft
Sepertinya Abath terlibat dalam pencurian ini.
BalasHapus