Teror Keluarga Kanibal Sawney Bean
Pada abad pertengahan di Skotlandia, banyak penduduk yang hilang dan tak pernah kembali. Selama puluhan tahun jumlah orang yang hilang terus meningkat. Penduduk mulai ketakutan tatkala potongan-potongan tubuh terserak di pantai. Tak ada yang menyangka bahwa sebuah keluarga terasing yang tinggal di sebuah gua adalah dalang dibalik hilangnya orang-orang tersebut. Mereka bukan hanya membunuh, namun juga menjadikan para korbannya santapan bagi seluruh keluarga.
Kisah tentang keluarga Sawney Bean begitu populer di Skotlandia. Keluarga yang melakukan pembunuhan, mutilasi, dan juga praktik kanibal selama puluhan tahun ini telah meneror Skotlandia pada abad pertengahan dan inilah kisahnya.
Kisahnya bermula dari seorang pria bernama Alexander Bean yang kemudian lebih dikenal sebagai Sawney Bean. Ia lahir pada abad ke 15 (beberapa sumber mengatakan abad ke 16) di East Lothian, Skotlandia yang berjarak sekitar 10 mil dari Edinburg.
Ayah Sawney bekerja di kebun dan ladang untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan ia berharap putranya akan melanjutkan pekerjaannya. Namun Sawney tak sedikit pun tertarik pada pekerjaan yang butuh tenaga ekstra itu. Ia lebih memilih berdagang.
Setelah beranjak dewasa, ia meninggalkan rumah bersama dengan seorang wanita yang dikenal sebagai Agnes Douglas. Wanita ini di kampung halamannya dirumorkan sebagai penyihir yang suka mengorbankan manusia. Oleh penduduk sekitar ia bahkan dijuluki "Black Agnes Douglas".
Sawney Bean dan Agnes Douglas pergi dari kampung halaman mereka dan pindah ke Bennane Head, Ayrshire, sebuah tempat di sebelah barat daya pantai Skotlandia. Mereka menghuni sebuah gua dan membangun keluarga di sana.
Gua itu lokasinya benar-benar terpencil. Dengan panjang lebih dari 1 mil, yaris tak ada yang tahu bahwa sebuah gua yang menghadap ke laut itu bisa ditinggali. Pasalnya nyaris sepanjang waktu, khususnya saat air laut pasang, pintu masuk gua sepanjang ratusan meter ke dalam terendam air laut. Belum lagi karang yang menutupi sebagian besar pintu masuknya. Membuat siapa pun tak menyangka bahwa ada keluarga yang tinggal di dalam sana.
Sawney Bean dan istrinya kemudian memiliki anak-anak. Jumlahnya sampai 14 orang, 8 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Sungguh mengagumkan bagaimana anak-anak keluarga itu bisa selamat dari rentetan wabah penyakit yang melanda Eropa pada abad pertengahan, mulai dari ancaman penyakit tipus, cacar, hingga tuberkulosis. Semua anak-anaknya selamat hingga tumbuh dewasa.
Baca juga: Wabah The Black Death yang Meneror Eropa Abad Pertengahan
Anak-anak keluarga ini kemudian menikahi saudara kandung mereka sendiri alias inses. Hanya dalam waktu singkat jumlah keluarga ini bertambah makin banyak. Sawney Bean kemudian memiliki 18 cucu laki-laki dan 14 cucu perempuan. Semua anggota keluarga hidup di dalam gua tersebut.
Namun jangan pernah membayangkan mereka bekerja selayaknya orang-orang pada umumnya. Mereka hidup terisolasi dan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara merampok orang-orang yang lewat, membunuh mereka, dan memakan jasad para korbannya. Praktik menjijikkan ini telah dilakukan keluarga Sawney selama puluhan tahun.
Selama bertahun-tahun itulah banyak orang yang hilang dan tak pernah ditemukan lagi. Anggota keluarga Swaney biasanya akan bersembunyi di jalan-jalan saat malam tiba dan menyergap calon korban mereka yang berjalan sendiri. Para korban dirampok, dipukuli, dan dibunuh. Jasadnya kemudian dibawa ke gua, dipotong-potong, dan menjadi santapan. Beberapa anggota tubuh ada yang diawetkan dengan digarami dan dimasukkan ke dalam toples seperti acar.
Beberapa bagian tubuh para korban mereka ada yang dibuang ke laut. Potongan-potongan jasad manusia ini kemudian terseret arus laut yang deras lalu teronggok di pantai dan membuat ketakutan dan teror bagi para penduduk. Mereka saling menuduh satu sama lain. Mirisnya beberapa orang yang tak bersalah dijatuhi hukuman mati akibat peristiwa ini karena disangka pelaku pembunuhan dan mutilasi.
Baca juga: Misteri Kaki-Kaki Manusia di Laut Salish
Tak ada seorang pun yang menyangka bahwa semua itu adalah perbuatan keluarga terisolasi yang tinggal di dalam gua di Bennane Head. Mereka bahkan tak pernah berpikir bahwa ada sebanyak 48 orang anggota keluarga Sawney Bean yang tinggal di dalam gua tersembunyi tersebut.
Hari itu sepasang suami istri tengah dalam perjalanan pulang ke rumah mereka. Pada malam yang gelap itu kereta pedati mereka melewati jalanan sepi. Rupanya di dalam parit telah menunggu anggota keluarga Swaney Bean yang tengah mengincar mangsa. Satu persatu kawanan mereka keluar dari parit dan mulai menyerang pasangan suami istri malang tersebut.
Sang istri tewas seketika setelah ditusuk. Namun suaminya berusaha melawan (beberapa mengatakan pria ini membawa senjata). Tak lama kemudian rombongan orang yang terdiri dari 20-30 orang yang juga melewati jalanan itu tiba. Orang-orang ini kemudian menolong pria itu. Kawanan keluarga Sawney Bean kemudian melarikan diri ke arah pantai.
Setelah peristiwa itu, para penduduk desa yakin bahwa kawanan itulah yang bertanggung jawab atas banyaknya orang hilang di wilayah itu dan juga potongan-potongan mayat yang terdampar di pantai.
Chief Magistrate of Glasgow yang mendengar ini kemudian segera melaporkan insiden tersebut kepada raja. Raja James dari Skotlandia segera menanggapi laporan tindak kriminal yang sangat mengerikan itu.
Ia lalu mengerahkan 400 orang pasukannya yang dibantu oleh anjing pelacak dan penduduk lokal mencari keberadaan kawanan perampok dan pembunuh itu yang tak lain adalah keluarga Sawney Bean. Awalnya mereka kesulitan mencari keberadaan keluarga kanibal itu sampai anjing-anjing pelacak yang dikerahkan menggonggong keras di dekat gua di pantai.
Baca juga: Misteri Peti Mati dan Boneka Kayu di Arthur's Seat
Orang-orang kemudian masuk ke dalam gua. Cukup sulit masuk ke dalam sana. Karang-karang menutupi jalan masuk ke gua, dan pintu masuk nyaris dipenuhi air laut saat pasang tiba. Orang-orang itu begitu terkejut begitu sampai di dalamnya. Sisa-sisa anggota tubuh manusia berserakan. Beberapa anggota tubuh pria, wanita sampai anak-anak digantung di dinding gua bak hewan potong.
Mereka kemudian terus menelusuri ke dalam gua di mana di sana mereka mendapati tulang belulang manusia, dan juga anggota tubuh yang telah diawetkan. Beberapa digarami, sedangkan sisanya dimasukkan ditoles layaknya acar. Barang-barang berharga para korban seperti emas, cincin, hingga pedang juga ditemukan di sana. Sementara potongan-potongan pakaian para korban tergantung berderet-deret di dalam gua yang gelap itu. Sungguh pemandangan yang mengerikan.
Seluruh anggota keluarga Swaney Bean kemudian ditangkap hidup-hidup dan dibawa ke Tolbooth Jail, sebuah penjara untuk pelaku kejahatan berat di Edinburg. Di sana lah keluarga kanibal ini menghadapi eksekusi mati yang sangat mengerikan.
Baca juga: Kasus Pembunuhan Berantai The Bloody Benders
Para pria menjalani hukuman yang sangat sadis. Tubuh mereka dipotong empat, tangan dan kaki dibiarkan terpotong. Darah mengalir deras dan membanjiri tempat eksekusi. Teriakan terdengar di setiap sudut. Mereka dibiarkan mati tersiksa kehabisan darah. Pemandangan ini dipaksa untuk disaksikan oleh seluruh wanita anggota keluarga tersebut sebelum akhirnya mereka digiring ke api besar yang menyala-nyala. Di sanalah sisa anggota keluarga itu kemudian dibakar hidup-hidup.
Menurut perkiraan keluarga Sawney Bean telah membunuh sedikitnya seribu orang selama kurun waktu 25 tahun.
Kisah Sawney Bean ini muncul di The Newgate Calendar, sebuah katalog kriminal di penjara Newgate Prison, London. Sementara itu, banyak sejarawan yang cenderung meyakini bahwa kisah Sawney Bean tak pernah ada, atau memang ada namun dilebih-lebihkan. Kisah Swaney Bean ini sendiri telah lama menjadi cerita rakyat dan dikisahkan secara turun-temurun.
Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Sawney_Bean
https://www.altereddimensions.net/2016/sawney-bean-48-member-backwoods-cannibalistic-clan-terrorize-scotland
https://www.historic-uk.com/HistoryUK/HistoryofScotland/Sawney-Bean-Scotlands-most-famous-cannibal/
https://listverse.com/2018/08/14/10-eerie-details-about-sawney-bean/
Kisah tentang keluarga Sawney Bean begitu populer di Skotlandia. Keluarga yang melakukan pembunuhan, mutilasi, dan juga praktik kanibal selama puluhan tahun ini telah meneror Skotlandia pada abad pertengahan dan inilah kisahnya.
Kisahnya bermula dari seorang pria bernama Alexander Bean yang kemudian lebih dikenal sebagai Sawney Bean. Ia lahir pada abad ke 15 (beberapa sumber mengatakan abad ke 16) di East Lothian, Skotlandia yang berjarak sekitar 10 mil dari Edinburg.
Ayah Sawney bekerja di kebun dan ladang untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan ia berharap putranya akan melanjutkan pekerjaannya. Namun Sawney tak sedikit pun tertarik pada pekerjaan yang butuh tenaga ekstra itu. Ia lebih memilih berdagang.
Setelah beranjak dewasa, ia meninggalkan rumah bersama dengan seorang wanita yang dikenal sebagai Agnes Douglas. Wanita ini di kampung halamannya dirumorkan sebagai penyihir yang suka mengorbankan manusia. Oleh penduduk sekitar ia bahkan dijuluki "Black Agnes Douglas".
Sawney Bean dan Agnes Douglas pergi dari kampung halaman mereka dan pindah ke Bennane Head, Ayrshire, sebuah tempat di sebelah barat daya pantai Skotlandia. Mereka menghuni sebuah gua dan membangun keluarga di sana.
Gua yang diduga merupakan lokasi di mana keluarga Sawney Bean dahulunya tinggal |
Gua itu lokasinya benar-benar terpencil. Dengan panjang lebih dari 1 mil, yaris tak ada yang tahu bahwa sebuah gua yang menghadap ke laut itu bisa ditinggali. Pasalnya nyaris sepanjang waktu, khususnya saat air laut pasang, pintu masuk gua sepanjang ratusan meter ke dalam terendam air laut. Belum lagi karang yang menutupi sebagian besar pintu masuknya. Membuat siapa pun tak menyangka bahwa ada keluarga yang tinggal di dalam sana.
Sawney Bean dan istrinya kemudian memiliki anak-anak. Jumlahnya sampai 14 orang, 8 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Sungguh mengagumkan bagaimana anak-anak keluarga itu bisa selamat dari rentetan wabah penyakit yang melanda Eropa pada abad pertengahan, mulai dari ancaman penyakit tipus, cacar, hingga tuberkulosis. Semua anak-anaknya selamat hingga tumbuh dewasa.
Baca juga: Wabah The Black Death yang Meneror Eropa Abad Pertengahan
Anak-anak keluarga ini kemudian menikahi saudara kandung mereka sendiri alias inses. Hanya dalam waktu singkat jumlah keluarga ini bertambah makin banyak. Sawney Bean kemudian memiliki 18 cucu laki-laki dan 14 cucu perempuan. Semua anggota keluarga hidup di dalam gua tersebut.
Ilustrasi keluarga Sawney Bean yang tinggal di dalam gua |
Namun jangan pernah membayangkan mereka bekerja selayaknya orang-orang pada umumnya. Mereka hidup terisolasi dan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara merampok orang-orang yang lewat, membunuh mereka, dan memakan jasad para korbannya. Praktik menjijikkan ini telah dilakukan keluarga Sawney selama puluhan tahun.
Selama bertahun-tahun itulah banyak orang yang hilang dan tak pernah ditemukan lagi. Anggota keluarga Swaney biasanya akan bersembunyi di jalan-jalan saat malam tiba dan menyergap calon korban mereka yang berjalan sendiri. Para korban dirampok, dipukuli, dan dibunuh. Jasadnya kemudian dibawa ke gua, dipotong-potong, dan menjadi santapan. Beberapa anggota tubuh ada yang diawetkan dengan digarami dan dimasukkan ke dalam toples seperti acar.
Beberapa bagian tubuh para korban mereka ada yang dibuang ke laut. Potongan-potongan jasad manusia ini kemudian terseret arus laut yang deras lalu teronggok di pantai dan membuat ketakutan dan teror bagi para penduduk. Mereka saling menuduh satu sama lain. Mirisnya beberapa orang yang tak bersalah dijatuhi hukuman mati akibat peristiwa ini karena disangka pelaku pembunuhan dan mutilasi.
Baca juga: Misteri Kaki-Kaki Manusia di Laut Salish
Tak ada seorang pun yang menyangka bahwa semua itu adalah perbuatan keluarga terisolasi yang tinggal di dalam gua di Bennane Head. Mereka bahkan tak pernah berpikir bahwa ada sebanyak 48 orang anggota keluarga Sawney Bean yang tinggal di dalam gua tersembunyi tersebut.
Praktik kanibal keluarga Sawney Bean |
Hari itu sepasang suami istri tengah dalam perjalanan pulang ke rumah mereka. Pada malam yang gelap itu kereta pedati mereka melewati jalanan sepi. Rupanya di dalam parit telah menunggu anggota keluarga Swaney Bean yang tengah mengincar mangsa. Satu persatu kawanan mereka keluar dari parit dan mulai menyerang pasangan suami istri malang tersebut.
Sang istri tewas seketika setelah ditusuk. Namun suaminya berusaha melawan (beberapa mengatakan pria ini membawa senjata). Tak lama kemudian rombongan orang yang terdiri dari 20-30 orang yang juga melewati jalanan itu tiba. Orang-orang ini kemudian menolong pria itu. Kawanan keluarga Sawney Bean kemudian melarikan diri ke arah pantai.
Setelah peristiwa itu, para penduduk desa yakin bahwa kawanan itulah yang bertanggung jawab atas banyaknya orang hilang di wilayah itu dan juga potongan-potongan mayat yang terdampar di pantai.
Chief Magistrate of Glasgow yang mendengar ini kemudian segera melaporkan insiden tersebut kepada raja. Raja James dari Skotlandia segera menanggapi laporan tindak kriminal yang sangat mengerikan itu.
Ia lalu mengerahkan 400 orang pasukannya yang dibantu oleh anjing pelacak dan penduduk lokal mencari keberadaan kawanan perampok dan pembunuh itu yang tak lain adalah keluarga Sawney Bean. Awalnya mereka kesulitan mencari keberadaan keluarga kanibal itu sampai anjing-anjing pelacak yang dikerahkan menggonggong keras di dekat gua di pantai.
Baca juga: Misteri Peti Mati dan Boneka Kayu di Arthur's Seat
Orang-orang kemudian masuk ke dalam gua. Cukup sulit masuk ke dalam sana. Karang-karang menutupi jalan masuk ke gua, dan pintu masuk nyaris dipenuhi air laut saat pasang tiba. Orang-orang itu begitu terkejut begitu sampai di dalamnya. Sisa-sisa anggota tubuh manusia berserakan. Beberapa anggota tubuh pria, wanita sampai anak-anak digantung di dinding gua bak hewan potong.
Pasukan raja yang berhasil masuk ke dalam gua (ilustrasi) |
Seluruh anggota keluarga Swaney Bean kemudian ditangkap hidup-hidup dan dibawa ke Tolbooth Jail, sebuah penjara untuk pelaku kejahatan berat di Edinburg. Di sana lah keluarga kanibal ini menghadapi eksekusi mati yang sangat mengerikan.
Baca juga: Kasus Pembunuhan Berantai The Bloody Benders
Para pria menjalani hukuman yang sangat sadis. Tubuh mereka dipotong empat, tangan dan kaki dibiarkan terpotong. Darah mengalir deras dan membanjiri tempat eksekusi. Teriakan terdengar di setiap sudut. Mereka dibiarkan mati tersiksa kehabisan darah. Pemandangan ini dipaksa untuk disaksikan oleh seluruh wanita anggota keluarga tersebut sebelum akhirnya mereka digiring ke api besar yang menyala-nyala. Di sanalah sisa anggota keluarga itu kemudian dibakar hidup-hidup.
Menurut perkiraan keluarga Sawney Bean telah membunuh sedikitnya seribu orang selama kurun waktu 25 tahun.
Kisah Sawney Bean ini muncul di The Newgate Calendar, sebuah katalog kriminal di penjara Newgate Prison, London. Sementara itu, banyak sejarawan yang cenderung meyakini bahwa kisah Sawney Bean tak pernah ada, atau memang ada namun dilebih-lebihkan. Kisah Swaney Bean ini sendiri telah lama menjadi cerita rakyat dan dikisahkan secara turun-temurun.
Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Sawney_Bean
https://www.altereddimensions.net/2016/sawney-bean-48-member-backwoods-cannibalistic-clan-terrorize-scotland
https://www.historic-uk.com/HistoryUK/HistoryofScotland/Sawney-Bean-Scotlands-most-famous-cannibal/
https://listverse.com/2018/08/14/10-eerie-details-about-sawney-bean/
sepertinya kisah ini memang ada namun dilebih lebihkan. mungkin segerombolan perampok yang sekeluarga. mereka merampok lalu membunuh untuk menghilangkan jejak, tapi tidak memakan mayatnya apalagi memajangnya...
BalasHapusHmm.. ya begitu salah satu teorinya, kisah ini sudah menjadi cerita rakyat di sana
Hapus