Misteri Tengkorak yang Memanjang (Elongated Skull)
Dalam beberapa kelompok masyarakat kuno ditemukan tradisi yang cukup ganjil yakni memanjangkan tengkorak kepala, dalam arti yang sesungguhnya. Pratik yang dilakukan berasal dari ribuan tahun yang lalu ini ditemukan di hampir seluruh tempat dunia pada masyarakat tertentu. Namun mengapa mereka melakukan itu masih menjadi misteri.
Barangkali bagi masyarakat modern tidak ada alasan mengapa seseorang rela membuat tengkorak kepalanya memanjang. Namun setidaknya kalian harus mengetahui bahwa ada beberapa penemuan mengejutkan di mana tengkorak kepala manusia yang berusia ribuan tahun ditemukan dalam keadaan seperti itu.
Setidaknya pada tengkorak Proto Neolitic Homo Sapiens dari Gua Shanidar di Irak dan orang-orang Neolitik dari Asia Tenggara dan Asia Barat yang berasal dari abad ke 9 SM ditemukan dengan kondisi seperti ini. Selain itu pula bangsa Huns, suku Jerman Timur, suku Inca, Maya, dan beberapa suku asli Amerika Utara juga diketahui melakukan praktik pemanjangan kepala pada masa lampau.
Tengkorak kepala yang memanjang (Elongated Skull) |
Pemanjangan tengkorak kepala (Elongated Skull) atau dikenal juga dengan demorfasi/modifikasi kranial artifisial, perataan kepala, atau pengikatan kepala adalah bentuk perubahan tubuh di mana tengkorak manusia didemorfasi dengan sengaja sehingga menciptkan bentuk permanen.
Tahukah kalian bahwa praktik pemanjangan tengkorak kepala ini sudah diterapkan pada bayi yang baru berusia 1 bulan? Lalu bagaimana kepala itu dibentuk sedemikian rupa?
Dalam sejarahnya, metode yang digunakan hampir sama di seluruh dunia. Jadi kepala bayi yang baru lahir diletakkan di antara dua bilah kayu. Kayu itu adalah kayu yang tebal lalu dilapisi dengan kain agar tetap berada di tempatnya. Himpitan kayu dari arah depan dan belakang itu kemudian lama kelamaan akan membuat tengkorak kepala menjadi pipih dan memanjang secara permanen.
Proses pemanjangan tengkorak kepala |
Uniknya, praktik ini diketahui tidak berpengaruh pada kerusakan otak permanen atau mengurangi tingkat kecerdasan orang tersebut.
Ritual yang cukup tua ini hampir tak lagi ditemukan di zaman modern. Terakhir diketahui praktik ini dilakukan pada balita di wilayah Perancis pada abad ke20. Beberapa wilayah di Polinesia melanjutkan tradisi ini pada bayi yang baru lahir, misalnya yang terjadi di Vanuatu. Selain itu juga ditemukan di beberapa daerah lain seperti Afrika, suku asli Amerika Utara, suku Aborigin di Australia, dan di Kepulauan Karibia.
Duplikat patung Mesir, Putri Amenhotep IV (3000-1000 SM) |
Apa Tujuan dari Praktik Memanjangkan Tengkorak Kepala?
Sebenarnya hingga saat ini tak ada yang tahu pasti apa tujuan dari dilakukannya perubahan bentuk kepala ini. Sebagian arkeolog berteori bahwa bayi-bayi yang menjalani tradisi ini merupakan bayi yang berasal dari kelas sosial atas atau bangsawan.
Sementara itu ilmuwan lainnya mempercayai tujuannya berkaitan dengan ritual penyembahan terhadap dewa. Jadi mereka percaya bahwa orang-orang dengan kepala memanjang itu dapat lebih dekat dengan para dewa.
Sementara itu ilmuwan lainnya mempercayai tujuannya berkaitan dengan ritual penyembahan terhadap dewa. Jadi mereka percaya bahwa orang-orang dengan kepala memanjang itu dapat lebih dekat dengan para dewa.
Kotroversi Tengkorak Paracas
Pada tahun 1928, seorang arkeolog Peru, Julio Tello menemukan makam yang berisikan tengkorak-tengkorak berbentuk memanjang di sebuah peninsula padang pasir di Provinsi Pisco, Peru.
Makam kuno itu berisikan sekitar 3000 tengkorak dengan bentuk memanjang yang diperkirakan berusia sekitar 3000 tahun.
Tengkorak yang dipajang di Museo Regional de Ica, Kota Ica, Peru |
Namun menurut laporan, tengkorak itu berbeda dari tengkorak lainnya yang pernah ditemukan dalam sejarah. Pada tengkorak Paracas ini sama sekali tak ditemukan adanya tanda-tanda bahwa tengkorak itu telah melalui proses perubahan secara sengaja seperti misalnya melalui cara kepala yang diikat atau bekas letakan dua bongkah kayu di antara kepala. Sama sekali tidak ditemukan tanda-tanda seperti itu.
Penulis dan juga peneliti L.A Marzulli menyebutkan bahwa tengkorak-tengkorak itu sungguh berbeda dengan tengkorak manusia.
L.A Marzulli |
Tengkorak Paracas ini lalu diuji DNA. Laporan yang beredar menyebutkan bahwa tengkorak-tengkorak tersebut memiliki mitokondrial dengan "mutasi yang tak diketahui" (bukan manusia, bukan primata, bukan pula hewan).
Hasil ini kemudian membuat heboh. Yang paling antusias tentu saja penggemar UFO. Mereka meyakini pemilik dari tengkorak-tengkorak kepala yang memanjang itu tak lain adalah makhluk dari luar angkasa atau alien.
Namun kemudian banyak tanggapan skeptis terkait temuan tersebut. Beberapa peneliti bahkan menolak hasil temuan tersebut bahkan menyebutkan bahwa Marzulli hanyalah arkeolog amatir.
Referensi :
https://en.wikipedia.org/wiki/Artificial_cranial_deformation
https://www.historicmysteries.com/elongated-skulls-mystery/
https://www.ancient-origins.net/news-history-archaeology/breaking-new-dna-testing-2000-year-old-elongated-paracas-skulls-changes-020914
Di film indiana jones disuatu adegan dimana mereka menemukan tengkorak memanjang, dr. Jones berkata bahwa hal itu dilakukan untuk bentuk pemujaan kepada dewa. Hmm who knows
BalasHapusHmm..bisa jadi YKartika
Hapus