Peri-Peri Cottingley
Dua orang gadis kecil mengejutkan publik Inggris tatkala foto-foto mereka bersama dengan makhluk-makhluk kecil bersayap dipublikasikan. Banyak yang mengatakan bahwa foto itu palsu, namun tak sedikit pula yang mempercayainya. Salah satunya adalah penulis detektif ternama, Sir Arthur Conan Doyle. Kenyataan bahwa foto-foto tersebut diambil oleh anak-anak yang bahkan tak memiliki kemampuan untuk mengedit foto menambah keyakinan bahwa mereka tak melakukan manipulasi. Lagi pula foto itu diambil tahun 1917!
Dua gadis kecil itu bernama Frances dan Elsie. Frances Griffiths baru saja tiba di Inggris dari Afrika Selatan pada tahun 1917, karena ayahnya bertugas dalam perang. Saat itu usianya baru menginjak 10 tahun. Frances dan ibunya kemudian tinggal di rumah bibi Frances yang bernama Polly Wright dan suaminya Arthur Wright.
Frances Griffiths |
Mereka tinggal di sebuah rumah dengan taman yang luas di wilayah Cottingley, Yorkshire. Nah, pasangan Wright rupanya juga memiliki seorang putri berusia 13 tahun yang bernama Elsie Wright.
Elsie Wright |
Kedua gadis ini kerap bermain di samping aliran sungai kecil dekat taman di halaman rumah mereka yang luas. Pada suatu hari di tahun 1917, kedua gadis itu meminjam kamera ayah Elsie, Arthur, dan berkata bahwa mereka ingin mengambil gambar peri-peri yang ada di taman.
Arthur memang memiliki kamera, tetapi ia hanyalah fotografer amatir dan perkataan kedua gadis itu tak begitu dianggap serius oleh Arthur. Lagi pula peri mana ada peri, begitu mungkin pikirnya.
Baca juga : Legenda Peri
Beberapa hari kemudian mereka mengembalikan kamera itu, sambil berkata bahwa mereka berhasil mengambil foto peri-peri. Arthur kemudian mencetak foto di ruang gelap dan terkejut karena foto itu menunjukkan Frances memang tengah berfoto bersama dengan beberapa peri.
Frances bersama peri-peri (Foto 1/1917) |
Gadis-gadis itu kemudian bercerita dengan antusias. Menurut mereka makhluk-makhluk kecil bersayap itu memiliki sayap-sayap indah berwarna hijau dan lembayung muda serta garis putih.
Arthur kemudian mengamati hasil pemotretan kedua gadis itu benar-benar menakjubkan, seolah mereka memiliki kemampuan fotografi yang sangat mumpuni. Arthur kemudian menganggap bahwa foto-foto itu hanyalah hasil rekayasa keduanya dengan potongan-potongan kertas.
Beberapa bulan kemudian yaitu September 1917, gadis-gadis itu kembali meminjam kamera ayah Elsie. Kali ini mereka kembali mengambil gambar Frances dengan gnome bersayap setinggi 30cm. Tak hanya itu dalam foto tersebut tampak Frances tengah memegang tangan makhluk kecil itu.
Frances bersama sesosok gnome (foto 2/1917) |
Arthur yang mengira bahwa kedua gadis itu tengah mengerjainya merasa marah. Ia kemudian mengatakan bahwa kedua gadis itu tak boleh lagi meminjam kameranya.
Sementara itu Polly, ibu Elsie, justru senang dengan hasil foto-foto tersebut. Pada tahun 1919 saat dirinya menghadiri pertemuan di Theosophical Society di Bradford, saat materi tentang Peri dibahas, Polly menunjukkan foto-foto yang dibuat putrinya dan Frances dua tahun yang lalu kepada pembicara, Edward Gardner. Gardner lalu menunjukkan foto itu pada fotografer profesional bernama Harold Snelling.
Edward L. Gardner |
Snelling sangat mengagumi foto-foto tersebut. Menurutnya, hasil foto-foto itu benar-benar nyata dan menunjukkan gerak dari sosok peri-peri, dan tak ada tanda-tanda bahwa foto itu adalah hasil rekayasa.
Perusahaan kamera Kodak juga setuju pada Snelling bahwa foto-foto itu sama sekali tidak terlihat dimanipulasi. Namun mereka menolak untuk memberikan sertifikat keaslian untuk foto-foto tersebut. Foto-foto itu kemudian dikenal luas dengan sebutan Peri-Peri Cottingley atau Cottingley Fairies.
Sir Arthur Conan Doyle dan Peri-Peri Cottingley
Kalian pasti mengenal Sir Arthur Conan Doyle bukan? Ya, dia adalah pengarang tokoh detektif ternama Sherlock Holmes. Nah, saat kabar mengenai foto-foto peri hasil jepretan Frances dan Elsie menyebar luas dan mendapatkan perhatian khalayak, rupanya foto-foto itu juga menarik minat Conan Doyle.
Sir Arthur Conan Doyle |
Sang penulis ternama itu kemudian mengirim sepucuk surat yang ditujukan kepada kedua gadis tersebut. Dalam salah satu isi suratnya, ia mendorong kedua gadis itu kembali mengambil gambar peri-peri itu lagi.
Pada tahun 1920, atas permintaan Conan Doyle, Frances dan Elsie kembali mengambil foto peri-peri. Kali ini ada tiga buah foto menggunakan kamera yang diberikan oleh Gardner. Ini dia ketiga foto tersebut.
Frances dan sesosok peri terbang (Foto 3/1920) |
Elsie dan Peri (Foto 4/1920) |
Peri-peri yang sedang berjemur (Foto 5 /1920) |
Gardner kemudian mengirimkan kopian dari foto-foto tersebut kepada Conan Doyle yang saat itu tengah berada di Australia.
Desember 1920, Conan Doyle menulis sebuah artikel untuk majalah The Strand dan juga menyisipkan foto-foto yang diambil tahun 1917 ke dalam artikelnya. Namun Doyle tak memberikan identitas Frances dan Elsie termasuk nama keluarga mereka dengan tujuan untuk melindungi identitas asli mereka.
Foto itu kemudian menyebar luas dan mendapatkan perhatian khalayak. Conan Doyle merasa jika publik dapat menerima bahwa peri adalah sosok makhluk yang nyata, maka mereka dapat menerima fenomena fisika lainnya yang masih misterius.
Bisa kita tebak seperti apa tanggapan publik saat itu, ada yang percaya, namun tak sedikit juga yang skeptis. Setahun kemudian Conan Doyle kembali menerbitkan artikel keduanya di The Srand. Kali ini menyertakan tiga foto Frances dan Elsie yang diambil tahun 1920. Artikel itu berjudul The Evidence for Fairies by A. Conan Doyle with More Fairy Photographs. Pada tahun 1922 artikel itu dibukukan dengan judul The Coming of The Fairies.
Bisa kita tebak seperti apa tanggapan publik saat itu, ada yang percaya, namun tak sedikit juga yang skeptis. Setahun kemudian Conan Doyle kembali menerbitkan artikel keduanya di The Srand. Kali ini menyertakan tiga foto Frances dan Elsie yang diambil tahun 1920. Artikel itu berjudul The Evidence for Fairies by A. Conan Doyle with More Fairy Photographs. Pada tahun 1922 artikel itu dibukukan dengan judul The Coming of The Fairies.
Artikel Sir Arthur Conan Doyle di The Strand |
Pengakuan Mengejutkan Frances dan Elsie Wright
Berpuluh-puluh tahun kemudian setelah foto-foto Peri Cottingley itu meledak, kehidupan berjalan sebagaimana semestinya. Kedua gadis itu menjalani kehidupan normal. Mereka masing-masing telah menikah dan tinggal di luar negeri.
Pada suatu ketika mereka diwawancarai jika memang foto-foto peri itu rekaan dan tak nyata lalu bagaimana caranya mereka berhasil membuat foto yang begitu nyaris sempurna (seperti kita tahu saat itu tentu belum ada aplikasi edit foto, apalagi harus berhasil dalam sekali jepretan).
Pada tahun 1978, seorang pesulap bernama James Randi mengatakan bahwa ada kesamaan antara peri-peri di foto yang diambil oleh Frances dan Elsie dengan gambar yang berada di sebuah buku anak-anak tahun 1915 berjudul Princess Mary's Gift Book.
Perbandingan gambar-gambar peri dari buku Princess Mary's Gift Book degan foto-foto Peri Cottingley |
Tiga tahun kemudian Elsie mengaku bahwa mereka (ia dan Frances) mengkopi gambar dari Princes Mary's Gift Book. Mereka memotong gambar-gambar itu dan menempelkannya dengan penjepit rambut.
Tahun 1985 dalam sebuah wawancara Elsie mengatakan bahwa ia dan Frances sengaja tak mengatakan kebenarannya karena merasa malu dan bersalah pada Sir Arthur Conan Doyle. Namun ada perbedaan pengakuan dari keduanya. Elsie mengatakan bahwa semua foto itu memang palsu, sementara Frances mengatakan empat foto palsu, namun foto terakhir di mana peri-peri terlihat berjemur adalah asli.
Referensi :
https://en.wikipedia.org/wiki/Cottingley_Fairies
http://bytesdaily.blogspot.com/2015/08/conan-doyle-and-fairies.html
http://lunacyme.blogspot.com/2009/12/peri-peri-cottingley.html
Jadi ingat..keluarga saya waktu kecil katanya pernah lihat peri kyk gini
BalasHapusWah.. keluarganya dulu pasti tinggal di lingkungan yang masih alami ya. What a memory!
Hapus