Sejarah Awal Peradaban China dan Pengaruh Ajaran Konfusius-Lao Tse
China memegang peranan penting di dunia dewasa ini, khusunya dalam bidang perekonomian. Namun jauh sebelum kesuksesan gemilang negeri tirai bambu ini dalam kancah dunia, peradabannya telah lebih dulu ada bahkan ribuan tahun sebelum masehi, dan menjadi salah satu peradaban tertua yang ada di dunia...
Peradaban China adalah salah satu peradaban paling tua dan berpengaruh di dunia. Berdasarkan hasil penemuan dan penelitian antropologi dan arkeologi, wilayah China telah ditinggali oleh manusia purba bahkan sejak 1,7 juta tahun yang lalu.
Peradaban China sesungguhnya berawal dari beberapa negara kota yang terletak di sepanjang lembah Sungai Kuning pada masa Neolitikum. Inilah yang merupakan cikal bakal lahirnya negeri China.
Peradaban primitif Cina mulai muncul di sekitar lembah-lembah sungai besar yang kental dengan kebudayaan heliolitik purba. Kebudayaan ini memiliki karakteristik kebudayaan yang berpusat pada kuil-kuil. Di kuil-kuil inilah para raja-imam mempersembahkan kurban darah sesuai dengan musim, suatu kehidupan yang sangat mirip dengan kehidupan Mesir kuno dan bangsa Maya di Amerika Tengah.
Peradaban primitif China memilikibangsa-bangsa nomadik di wilayah perbatasan utaranya. Ada beberapa suku yang cara hidup dan bahasanya sama yaitu Bangsa Hun, Tartar, Turk, dan Mongol. Suku-suku ini berubah-ubah, kadang terpecah, kadang bergabung kembali, sama seperti bangsa Nordik yang ada di Eropa Utara maupun Asia Tengah.
Menurut H.G. Wells, ada kemungkinan besar bahwa peradaban Cina paling awal adalah peradaban manusia berambut coklat. Pada tahun 1750 SM, wilayah China sudah terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil serta negara-negara kota dengan sistem yang sangat luas. Pada masa dinasti Shang, warga membayar iuran feodal secara teratur kepada kaisar. Dinasti Shang digantikan oleh Dinasti Chow atau Zhou yang mempertahankan kesatuan China namun tak begitu ketat yang menyebabkan wilayah China terpecah-pecah. Masa inilah yang dikenal sebagai Zaman Kekacauan.
Berikut ini adalah Dinasti yang memerintah China pada zaman kuno: Zaman kuno di China terdiri dari masa Neolitikum (8500-2070 SM) ; Tiga Maharaja dan 5 Kaisar (6000-4000SM); Dinasti Xia (2070-1600 SM); Dinasti Shang (1000-1046 SM); Dinasti Zhou, yang terbagi menjadi Zhou Barat dan Zhou Timur (1046-256). Dinasti Zhou adalah Dinasti terlama dalam sejarah zaman kuno di China.
Pengaruh Ajaran Konfusius dan Lao Tse
Sebelum kita masuk ke zaman kelahiran kekaisaran di China, kita akan melihat dahulu dua filsuf terkenal yang hingga kini ajarannya terus melekat dalam sendi kehidupan masyarakat China. Mereka adalah Konfusius dan Lao Tse.
Konfusius adalah seorang pria yang dilahirkan dari darah kaum bangsawan. Ia juga merupakan seorang pegawai di Lu, sebuah negara kecil. Kekacauan dan juga pelanggaran pada hukum telah membuat hatinya gundah. Di sinilah Konfusius kemudian mendirikan sebuah akademi untuk menemukan serta mengajarkan perihal kebijaksanaan.
Di benaknya terbayang suatu pemerintahan serta kehidupan yang lebih baik bagi rakyat. Dalam pencariannya, Konfusius banyak berkelana dari satu negara ke negara lainnya untuk mencari seorang pangeran yang bersedia untuk melaksanakan idenya mengenai pembuatan hukum dan pendidikan yang lebih baik. Konfusius sebenarnya telah menemukan pangeran yang dimaksud, namun intrik istana telah menghancurkan ide pembaharuannya.
Ajaran Konfusius berintikan cara hidup orang yang mulia. Dirinya begitu memperhatikan perilaku pribadi dan kedamaian. Ia berusaha memberi aturan-aturan yang masuk akal. Ia juga sangat prihatin terhadap kesengsaraan dan kekacauan dunia. Cita-citanya adalah membuat manusia hidup mulia.
Menariknya, satu setengah abad kemudian, filsuf Yunani yang bernama Plato juga melakukan hal yang serupa. Konfusius meninggal dunia tahun 479 SM. Ajarannya memiliki pengaruh yang luas di China bahkan hingga hari ini. Ajaran Konfusius telah menjadi salah satu dari apa yang orang China sebut sebagai "Tiga Ajaran", dua ajaran lainnya adalah Buddha dan Lao Tse.
Berbeda dengan ajaran Konfusius, ajaran Lao Tse jauh lebih kabur dan sukar untuk dipahami dibandingkan dengan ajaran Konfusius. Tampaknya Lao Tse ingin mengajarkan mengenai ketakacuhan stoik kepada kesenangan dunia dan kembali kepada kehidupan sederhana.
Wilayah China bagian utara yang dekat dengan Sungai Hwang-ho, masyarakatnya banyak menjadi seorang Konfusian khususnya dalam hal pemikiran serta semangat. Sementara itu, masyarakat China yang tinggal di wilayah Selatan, China Yang-tse-Kiang menganut paham Taoisme.
Kaisar Qin Shi Huang Memulai Masa Kekaisaran
Sungai kuning, awal peradaban Cina pada masa kuno |
Peradaban primitif Cina mulai muncul di sekitar lembah-lembah sungai besar yang kental dengan kebudayaan heliolitik purba. Kebudayaan ini memiliki karakteristik kebudayaan yang berpusat pada kuil-kuil. Di kuil-kuil inilah para raja-imam mempersembahkan kurban darah sesuai dengan musim, suatu kehidupan yang sangat mirip dengan kehidupan Mesir kuno dan bangsa Maya di Amerika Tengah.
Peradaban primitif China memilikibangsa-bangsa nomadik di wilayah perbatasan utaranya. Ada beberapa suku yang cara hidup dan bahasanya sama yaitu Bangsa Hun, Tartar, Turk, dan Mongol. Suku-suku ini berubah-ubah, kadang terpecah, kadang bergabung kembali, sama seperti bangsa Nordik yang ada di Eropa Utara maupun Asia Tengah.
Menurut H.G. Wells, ada kemungkinan besar bahwa peradaban Cina paling awal adalah peradaban manusia berambut coklat. Pada tahun 1750 SM, wilayah China sudah terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil serta negara-negara kota dengan sistem yang sangat luas. Pada masa dinasti Shang, warga membayar iuran feodal secara teratur kepada kaisar. Dinasti Shang digantikan oleh Dinasti Chow atau Zhou yang mempertahankan kesatuan China namun tak begitu ketat yang menyebabkan wilayah China terpecah-pecah. Masa inilah yang dikenal sebagai Zaman Kekacauan.
Berikut ini adalah Dinasti yang memerintah China pada zaman kuno: Zaman kuno di China terdiri dari masa Neolitikum (8500-2070 SM) ; Tiga Maharaja dan 5 Kaisar (6000-4000SM); Dinasti Xia (2070-1600 SM); Dinasti Shang (1000-1046 SM); Dinasti Zhou, yang terbagi menjadi Zhou Barat dan Zhou Timur (1046-256). Dinasti Zhou adalah Dinasti terlama dalam sejarah zaman kuno di China.
Pengaruh Ajaran Konfusius dan Lao Tse
Sebelum kita masuk ke zaman kelahiran kekaisaran di China, kita akan melihat dahulu dua filsuf terkenal yang hingga kini ajarannya terus melekat dalam sendi kehidupan masyarakat China. Mereka adalah Konfusius dan Lao Tse.
Konfusius adalah seorang pria yang dilahirkan dari darah kaum bangsawan. Ia juga merupakan seorang pegawai di Lu, sebuah negara kecil. Kekacauan dan juga pelanggaran pada hukum telah membuat hatinya gundah. Di sinilah Konfusius kemudian mendirikan sebuah akademi untuk menemukan serta mengajarkan perihal kebijaksanaan.
Konfusius |
Di benaknya terbayang suatu pemerintahan serta kehidupan yang lebih baik bagi rakyat. Dalam pencariannya, Konfusius banyak berkelana dari satu negara ke negara lainnya untuk mencari seorang pangeran yang bersedia untuk melaksanakan idenya mengenai pembuatan hukum dan pendidikan yang lebih baik. Konfusius sebenarnya telah menemukan pangeran yang dimaksud, namun intrik istana telah menghancurkan ide pembaharuannya.
Ajaran Konfusius berintikan cara hidup orang yang mulia. Dirinya begitu memperhatikan perilaku pribadi dan kedamaian. Ia berusaha memberi aturan-aturan yang masuk akal. Ia juga sangat prihatin terhadap kesengsaraan dan kekacauan dunia. Cita-citanya adalah membuat manusia hidup mulia.
Menariknya, satu setengah abad kemudian, filsuf Yunani yang bernama Plato juga melakukan hal yang serupa. Konfusius meninggal dunia tahun 479 SM. Ajarannya memiliki pengaruh yang luas di China bahkan hingga hari ini. Ajaran Konfusius telah menjadi salah satu dari apa yang orang China sebut sebagai "Tiga Ajaran", dua ajaran lainnya adalah Buddha dan Lao Tse.
Berbeda dengan ajaran Konfusius, ajaran Lao Tse jauh lebih kabur dan sukar untuk dipahami dibandingkan dengan ajaran Konfusius. Tampaknya Lao Tse ingin mengajarkan mengenai ketakacuhan stoik kepada kesenangan dunia dan kembali kepada kehidupan sederhana.
Lao Tse |
Wilayah China bagian utara yang dekat dengan Sungai Hwang-ho, masyarakatnya banyak menjadi seorang Konfusian khususnya dalam hal pemikiran serta semangat. Sementara itu, masyarakat China yang tinggal di wilayah Selatan, China Yang-tse-Kiang menganut paham Taoisme.
Kaisar Qin Shi Huang Memulai Masa Kekaisaran
Kaisar Qin Shi Huang kemudian memerintah (221-206 SM) yang juga menandakan lahirnya zaman kekaisaran di China. Kaisar Qin Shi Huang adalah kaisar paling berpengaruh dan juga berhasil menyatukan China.
Kaisar Qin Shi Huang |
Tahun 221 SM, Qin Shi Huang menyatukan berbagai kerajaan dan mendirikan kekaisaran pertama China. Di bawah kepemimpinan Qin Shi Huang lah, tembok besar China dibangun dan juga yang makam tentara terakota yang terkenal.
Zaman Kekaisaran yang dibangun oleh Qin Shi Huang bertahan sangat lama. Pada zaman kekaisaran ini ada banyak sekali dinasti-dinasti yang berganti-ganti. Pergantian dinasti dalam sejarah China telah berhasil mengembangkan sistem birokrasi yang membuat kaisar China memiliki kendali langsung terhadap wilayah China yang sangat luas.
Dinasti-dinasti itu adalah Dinasti Qin; Dinasti Han; Tiga Negara (Wei, Shu, Wu); Dinasti Jin; Dinasti Selatan dan Utara; Dinasti Sui; Dinasti Tang; Lima Dinasti dan Sepuluh Negara; Dinasti Song; Dinasti Yuan; Dinasti Ming; Dinasti Qing (1644-1911).
Keruntuhan Zaman Kekaisaran di China
Keruntuhan Zaman Kekaisaran di China
Pada masa Dinasti Qing yang dipimpin oleh Kaisar Tao Kwang kemudian digantikan oleh Kaisar Xianfeng, terjadi peperangan di wilayah Cina melawan Inggris sehingga meletuslah Perang Candu yang membuat banyak kerugian di pihak China. Dinasti ini pula lah yang menjadi dinasti feodal terakhir yang memerintah China. Diansti ini pula terlihat tak mampu menghadapi tantangan yang muncul pada abad ke 19.
Baca juga : Sejarah Perang Candu di China
Dinasti Qing juga menolak untuk melakukan reformasi, padahal kala itu China seringkali takluk di bawah bangsa lain. Hal ini kemudian menimbulkan gelombang revolusi yang utamanya terinspirasi oleh ide dari Sun Yat-sen untuk menghapuskan sistem kekaisaran dan menggantinya dengan republik.
Kaisar terakhir dari Dinasti Qing yaitu Kaisar Xuantong kemudian mengundurkan diri pada 12 Februari 1912, menyusul pula terjadinya Revolusi Xinhai. Tepat sebulan kemudian tanggal 12 Maret 1912, Republik China didirikan dengan Sun Yat-sen sebagai presiden pertamanya.
Referensi :
A Short History of The World (H.G Wells)
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Tiongkok
Baca juga : Sejarah Perang Candu di China
Dinasti Qing juga menolak untuk melakukan reformasi, padahal kala itu China seringkali takluk di bawah bangsa lain. Hal ini kemudian menimbulkan gelombang revolusi yang utamanya terinspirasi oleh ide dari Sun Yat-sen untuk menghapuskan sistem kekaisaran dan menggantinya dengan republik.
Sun Yat-sen |
Kaisar terakhir dari Dinasti Qing yaitu Kaisar Xuantong kemudian mengundurkan diri pada 12 Februari 1912, menyusul pula terjadinya Revolusi Xinhai. Tepat sebulan kemudian tanggal 12 Maret 1912, Republik China didirikan dengan Sun Yat-sen sebagai presiden pertamanya.
Referensi :
A Short History of The World (H.G Wells)
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Tiongkok
Posting Komentar untuk "Sejarah Awal Peradaban China dan Pengaruh Ajaran Konfusius-Lao Tse"