7 Rahasia di Balik Codex Gigas "The Devil's Bible"
Codex Gigas (The Giant Book) adalah sebuah manuskrip terbesar di dunia yang berasal dari abad pertengahan. Dengan ukuran yang luar biasa besar, serta dilengkapi dengan berbagai tulisan berbahasa Latin dan juga dokumen-dokumen yang termuat di dalamnya membuat kodeks ini begitu unik. Namun yang paling menarik dan juga misterius adalah gambar setan dalam ukuran sangat besar di salah satu halamannya.
Memiliki sejarah panjang dan juga legenda yang menyelimutinya terkait siapa dan mengapa codex ini dibuat, berikut ini 7 rahasia di balik Codex Gigas (The Devil's Bible).
1. Sejarah Codex Gigas
Thirty Years War |
Pada Juli 1648, selama akhir pertempuran "Thirty Years War", sejumlah tentara Swedia melakukan aksi penjarahan besar-besaran di seluruh kota Praha. Di antara barang-barang berharga yang berhasil dijarah itu adalah Codex Gigas. Codex Gigas bukan hanya dikenal karena merupakan manuskrip dengan ukuran sangat besar dari abad pertengahan, namun juga isi di dalam manuskrip itu yang membuatnya mendapatkan julukan sebagai Kitab Suci Iblis.
2. Pernah Dipinjam oleh Kaisar Rudolph II (1576-1612)
Kaisar Rudolph II |
Sebelum dijarah oleh pasukan Swedia, Codex Gigas dulunya dibawa ke Praha dari Broumov atas perintah Kaisar Rudolph II. Codex itu mulai berada di Praha sejak tahun 1594, karena Kaisar Rudolph sendiri yang meminta untuk meminjam manuskrip ini. Kaisar Romawi ini berjanji pada biarawan tempat di mana Codex ini sebelumnya ditempatkan, bahwa ia akan mengembalikannya segera setelah ia selesai membacanya.
Namun kenyataannya, manuskrip itu tak pernah dikembalikan, bahkan hingga dibawa sebagai barang jarahan oleh tentara Swedia saat kekalahan dalam Perang Tiga Puluh Tahun (Thirty Years War).
3. Fisik Codex Gigas
Manuskrip Codex Gigas terbuat dari 160 ekor kulit keledai. Dengan tinggi 91,4 cm; lebar 50 cm; tebal 22 cm; dan berat 74,8 kg, Codex Gigas terdiri dari 310 halaman. Codex ini sebenarnya pada awalnya memiliki 320 halaman, namun 10 halaman terakhir dibuang, sehingga hanya tersisa 310 halaman. Megenai mengapa 10 halaman terakhir itu sengaja dihilangkan belum diketahui alasannya.
Seluruh manuskrip ditulis dalam tulisan dan bahasa Latin, dan juga memuat beberapa tulisan Yunani, Ibrani, serta abjad Slavik. Tinta berwarna merah, hijau, biru, kuning, dan emas menghiasi seluruh hiasan gambar di dalam kodeks.
4. Legenda Mengerikan di Balik Codex Gigas
Menurut sebuah legenda yang beredar, dipercaya bahwa penulis dari codex ini adalah seorang biarawan. Biarawan itu dihukum karena melanggar aturan biara. Ia dikurung di dalam tembok hidup-hidup. Untuk menghindari hukuman itu, ia berjanji akan membuat satu buku yang memuliakan nama biara hanya dalam waktu satu malam saja.
Begitu tengah malam, ia mulai menyadari bahwa pekerjaannya itu sangat tidak masuk akal. Karena mengetahui bahwa dirinya tak mungkin dapat menyelesaikan manuskrip itu dalam semalam, dan karena terus dihantui dengan hukuman berat yang akan menimpanya, ia kemudian menjual jiwanya pada Lucifer.
Sang setan lalu membantu menyelesaikan naskah itu. Sebagai ucapan terima kasih, biarawan itu kemudian menambahkan gambar setan di salah satu halaman manuskrip.
Baca juga : Misteri Buku Codex Seraphinianus
Baca juga : Misteri Buku Codex Seraphinianus
5. Heavenly City VS The Devil
Jika diperhatikan secara seksama, gambar iblis di dalam Codex Gigas memiliki ukuran yang sangat besar yaitu sekitar 19 inci atau 48 centimeter lebih. Gambar iblis itu pun menghadap ke depan dengan pose mengangkat tangan. Di sana juga terlihat ia tak berpakaian, selain celana dalam.
Persis di samping gambar iblis yang berukuran besar itu terdapat sebuah gambar kota surga (heavenly city). Heavenly City terdapat pada halaman 289 dan gambar iblis berada di halaman 290. Banyak yang menduga bahwa kota surga yang dimaksud tersebut adalah Jerusalem. Namun tak diketahui apa makna dari gambar kota surga dan iblis tersebut yang berdekatan.
6. Pembuat Codex Gigas
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa Codex Gigas ini dibuat oleh seorang biarawan yang tengah dihukum. Didalam manuskrip ini sendiri tertulis sebuah nama yang diduga kuat adalah pembuatnya.
Menurut catatan yang terdapat di dalam kodeks, manuskrip ini dibuat oleh Herman Inclusus di biara Benedistine, Podlazice, dekat Chrudim, Republik Ceko. Namun pada sekitar abad ke 15, akibat dari Revolusi Hussite, biara itu kemudian dihancurkan. Catatan terakhir dalam kodeks berakhir pada tahun 1229. Kodeks ini kemudian diberikan kepada Cistercians Sedlec Monastery dan selanjutnya berpindah tangan lagi ke biara Benedictine Brevnov (1447-1593), sebelum akhirnya dipinjam oleh Kaisar Rudolph II.
7. Dugaan Mengejutkan Para Peneliti
Suatu tayangan dokumenter National Geographic yang meneliti bersama dengan para pakar mengarah pada sebuah kesimpulan yang mengejutkan. Menurut mereka, naskah itu ditulis oleh satu orang juru tulis. Anehnya, bentuk tulisan dari halaman depan hingga belakang sepanjang naskah itu sama sekali tidak ada perubahan, semua seragam, seolah sang penulis tak memiliki emosi apa pun sepanjang tulisannya.
Oleh karena itulah para peneliti menduga bahwa manuskrip ini ditulis dalam waktu singkat. Namun menurut mereka hal tersebut sangatlah mustahil mengingat akan dibutuhkan waktu lebih dari 20 tahun untuk menyelesaikan semuanya. Bahkan jika memang penulisannya dilakukan tanpa istirahat, tetap saja membutuhkan waktu yang lama, paling tidak 5 tahun.
Karena hal inilah kemudian banyak yang sangat meyakini manuskrip ini bukanlah hasil pekerjaan manusia, melainkan iblis.
Untuk selengkapnya mengenai Codex Gigas ini dapat dilihat pada video berikut:
Untuk selengkapnya mengenai Codex Gigas ini dapat dilihat pada video berikut:
Posting Komentar untuk "7 Rahasia di Balik Codex Gigas "The Devil's Bible""