Project Paperclip, Operasi Perekrutan Ilmuwan Nazi
Di akhir Perang Dunia II Jerman menyerah pada sekutu. Amerika dan Uni Soviet berlomba mengambil alih teknologi Jerman yang terkenal canggih dan melegenda pada masanya. Maka dimulailah perburuan pada roket, konstruksi pesawat, hingga rudal. Namun kemudian perburuan itu beralih pada para ilmuwan Nazi yang telah menciptakan segala teknologi canggih dan berhasil membantu Jerman menjadi kekuatan yang disegani dunia di bawah kontrol Adolf Hitler...
Perang Dunia II berakhir dengan kemenangan berada di pihak sekutu. Pemimpin Nazi, Adolf Hitler dikabarkan meninggal dunia dengan melakukan bunuh diri bersama istrinya, Eva Braun. Di masa inilah pihak sekutu seperti Amerika dan Uni Soviet melancarkan perburuan mereka pada teknologi-teknologi Nazi yang masih tersisa.
Baca juga : 7 Hal Aneh dan Misterius Selama Perang Dunia II
Sudah menjadi rahasia umum, pada masa Hitler Nazi berhasil membuat teknologi dan peralatan perang yang hebat. Pihak sekutu pun mengakuinya. Bahkan konon kala itu, mereka telah memiliki teknologi untuk penjelajahan ke luar angkasa, serta pesawat-pesawat aneh yang belum pernah ada sebelumnya macam UFO Nazi.
Teknologi pesawat terbang, roket supersonik, rudal jelajah, sampai pada pesawat teknologi siluman adalah teknologi-teknologi yang dihasilkan di laboratorium Nazi yang telah mengejutkan banyak pihak termasuk sekutu.
Maka tak heran jika teknologi tersebut kemudian menjadi perburuan pihak Amerika melawan Uni Sovyet. Pada Mei 1945 pasukan Stalin berhasil menduduki laboratorium penelitian atom milik Jerman yang berada di Institut Wilhelm.
Namun tampaknya pasukan Amerika bergerak lebih cepat. Mereka tiba sebuah laboratorium di pegunungan Harz, Jerman Tengah beberapa saat sebelum Uni Sovyet mengambil alih tempat itu. Padahal di sanalah terdapat roket V-2 yang sangat berharga.
Roket V-2 ini memiliki kisahnya sendiri. Pada tahun 1942, Jerman telah mampu meluncurkan roket A-4. Roket ini adalah prototipe pertama. Setahun kemudian dikeluarkanlah roket hasil penyempurnaan A-4, yaitu V2 yang sangat terkenal. Para ilmuwan Jerman melakukan uji coba replika roket V-2 yang ternyata mampu melesatkan roket itu sampai jarak yang cukup jauh. Roket inilah yang kemudian menjadi cikal bakal roket Apollo yang mendarat di bulan.
Teknologi pesawat terbang, roket supersonik, rudal jelajah, sampai pada pesawat teknologi siluman adalah teknologi-teknologi yang dihasilkan di laboratorium Nazi yang telah mengejutkan banyak pihak termasuk sekutu.
Maka tak heran jika teknologi tersebut kemudian menjadi perburuan pihak Amerika melawan Uni Sovyet. Pada Mei 1945 pasukan Stalin berhasil menduduki laboratorium penelitian atom milik Jerman yang berada di Institut Wilhelm.
Namun tampaknya pasukan Amerika bergerak lebih cepat. Mereka tiba sebuah laboratorium di pegunungan Harz, Jerman Tengah beberapa saat sebelum Uni Sovyet mengambil alih tempat itu. Padahal di sanalah terdapat roket V-2 yang sangat berharga.
Peluncuran Roket V-2, Cikal Bakal Apollo |
Roket V-2 ini memiliki kisahnya sendiri. Pada tahun 1942, Jerman telah mampu meluncurkan roket A-4. Roket ini adalah prototipe pertama. Setahun kemudian dikeluarkanlah roket hasil penyempurnaan A-4, yaitu V2 yang sangat terkenal. Para ilmuwan Jerman melakukan uji coba replika roket V-2 yang ternyata mampu melesatkan roket itu sampai jarak yang cukup jauh. Roket inilah yang kemudian menjadi cikal bakal roket Apollo yang mendarat di bulan.
Vril Society adalah salah satu contoh lainnya betapa teknologi Nazi saat itu telah jauh berada di atas negara macam Amerika. Entah bagaimana mereka mendapatkan teknologi seperti itu. Masih misterius. Vril Society adalah perkumpulan wanita cantik berambut panjang yang dipimpin oleh Maria Orsic. Kelompok ini bahkan mengklaim telah berhasil melakukan kontak dengan makhluk luar angkasa dari Planet Aldebaran.
Baca juga : Kisah Maria Orsic, Aldebaran, dan Vril Society
Ufo Nazi dan Kelompok Vril Society pimpinan Maria Orsic |
Namun rupanya keinginan untuk mengambil alih segala teknologi hebat itu dirasa tak cukup. Amerika menginginkan para ilmuwan, beserta perwira intelijen, hingga teknisi. Mereka pikir, daripada ilmuwan-ilmuwan itu dibunuh setelah Perang Dunia II usai, maka akan lebih baik jika membiarkan mereka hidup dan membantu Amerika membuat teknologi yang sama hebatnya dengan yang dahulu dimiliki Nazi.
Proyek perekrutan ilmuwan Nazi inilah yang kemudian dikenal dengan Project Paperclip atau Operasi Paperclip.
Presiden Amerika saat itu, Harry S. Truman menyetujui pelaksanaan operasi ini. Namun ia mensyaratkan agar ilmuwan yang direkrut tidaklah terlibat atau menjadi anggota aktif Nazi. Meskipun awalnya banyak penolakan dari pihak militer Amerika mengingat bahwa proyek ini pasti memakan dana yang tak sedikit. Namun akhirnya proyek ini disetujui juga dengan menetapkan CIA dan NASA sebagai pengendali proyek.
Namun rupanya pasukan khusus Amerika kelewat bersemangat. Mereka merekrut semua ilmuwan-ilmuwan itu baik melalui jalur resmi atau pun jalur tak resmi. Semuanya dilakukan demi ambisi mereka menguasai teknologi dan memenangkan Perang Dingin.
Namun rupanya pasukan khusus Amerika kelewat bersemangat. Mereka merekrut semua ilmuwan-ilmuwan itu baik melalui jalur resmi atau pun jalur tak resmi. Semuanya dilakukan demi ambisi mereka menguasai teknologi dan memenangkan Perang Dingin.
Amerika kemudian berhasil membawa ratusan orang-orang tersebut dari Jerman, yang terdiri dari ahli medis, ahli rudal, ahli fisika dan kimia, ahli geofisika, ahli ruang angkasa, hingga dokter ahli senjata biologi. Para ilmuwan dan semua pekerja ini kemudian disumpah untuk setia pada Amerika.
Meskipun ada beberapa ilmuwan yang menolak dan kembali ke Jerman, ilmuwan-ilmuwan yang lainnya berhasil direkrut menjadi ilmuwan NASA, masuk ke dalam CIA, hingga terlibat dalam proyek rahasia MK Ultra yang begitu sarat dengan konspirasi.
Teknologi pesawat Apollo yang mendaratkan manusia pertama ke bulan disebut-sebut menggunakan teknologi Nazi. Selain itu pesawat siluman juga mengambil teknologi Nazi. Sedangkan Rusia mengeluarkan pesawat Sputnik-nya yang terkenal.
Ilmuwan-ilmuwan yang berhasil direkrut antara lain yaitu: Werner Von Braun (anggota SS Nazi Jerman, ahli roket yang membantu misi Apollo dan pendaratan manusia di bulan tahun 1969); Arthur Rudolph (ahli roket yang kemudian direkrut menjadi ilmuwan NASA); Sidney Gottlieb (ahli kimia dan mata-mata yang kemudian direkrut menjadi Badan Intelijen Pusat dan terlibat dalam proyek MK Ultra); Hubertus Wagner (penemu rudal Henschel yang direkrut di Special Devices Center); Kurt Blome (dokter senjata biologi di tahanan Auschwitz, namun kemudian kembali ke Jerman). Selain nama-nama itu ada pula puluhan insinyur aeronautika yang bekerja membedah pesawat Luftwaffe.
Sepanjang operasi Paperclip ini berlangsung, Amerika telah berhasil membawa sebanyak 1600 tenaga ahli dan ilmuwan Jerman, beserta para teknisi sebagai bagian dari proyek pengembangan teknologi mereka.
Referensi :
https://www.intelijen.co.id/operasi-paperclip-terpincut-ilmuwan-jerman-1/
https://anomali-xfile.blogspot.com/2014/05/paperclip-operasi-rahasia-penculikan.html
http://www.bbc.co.uk/indonesian/indepth/story/2005/11/051126_nazispace.shtml
Meskipun ada beberapa ilmuwan yang menolak dan kembali ke Jerman, ilmuwan-ilmuwan yang lainnya berhasil direkrut menjadi ilmuwan NASA, masuk ke dalam CIA, hingga terlibat dalam proyek rahasia MK Ultra yang begitu sarat dengan konspirasi.
Teknologi pesawat Apollo yang mendaratkan manusia pertama ke bulan disebut-sebut menggunakan teknologi Nazi. Selain itu pesawat siluman juga mengambil teknologi Nazi. Sedangkan Rusia mengeluarkan pesawat Sputnik-nya yang terkenal.
Ilmuwan-ilmuwan yang berhasil direkrut antara lain yaitu: Werner Von Braun (anggota SS Nazi Jerman, ahli roket yang membantu misi Apollo dan pendaratan manusia di bulan tahun 1969); Arthur Rudolph (ahli roket yang kemudian direkrut menjadi ilmuwan NASA); Sidney Gottlieb (ahli kimia dan mata-mata yang kemudian direkrut menjadi Badan Intelijen Pusat dan terlibat dalam proyek MK Ultra); Hubertus Wagner (penemu rudal Henschel yang direkrut di Special Devices Center); Kurt Blome (dokter senjata biologi di tahanan Auschwitz, namun kemudian kembali ke Jerman). Selain nama-nama itu ada pula puluhan insinyur aeronautika yang bekerja membedah pesawat Luftwaffe.
104 Ilmuwan Roket di Fort Bliss, Texas, Amerika Serikat |
Sepanjang operasi Paperclip ini berlangsung, Amerika telah berhasil membawa sebanyak 1600 tenaga ahli dan ilmuwan Jerman, beserta para teknisi sebagai bagian dari proyek pengembangan teknologi mereka.
Referensi :
https://www.intelijen.co.id/operasi-paperclip-terpincut-ilmuwan-jerman-1/
https://anomali-xfile.blogspot.com/2014/05/paperclip-operasi-rahasia-penculikan.html
http://www.bbc.co.uk/indonesian/indepth/story/2005/11/051126_nazispace.shtml
Posting Komentar untuk "Project Paperclip, Operasi Perekrutan Ilmuwan Nazi"