Perjalanan Misterius Keluarga Tromp
Sebuah keluarga di Australia menghebohkan publik tatkala dilaporkan menghilang secara misterius. Anggota keluarga yang terdiri dari 5 orang ini tiba-tiba meninggalkan rumah dan perkebunan mereka, bahkan rumah ditemukan dalam keadaan tak terkunci sama sekali. Dikabarkan kelimanya pergi dengan sebuah mobil dan mulai mencoba menghilangkan jejak keberadaan mereka. Inilah perjalanan misterius keluarga Tromp yang menjadi kasus teraneh dalam 30 tahun terakhir dalam sejarah kepolisian Australia.
Kepolisian Australia tampaknya memiliki beberapa file kasus aneh dan misterius yang beberapa di antaranya bahkan menyimpan teka-teki dan belum terungkap. Misalnya saja kasus kematian pria misterius di Pantai Somerton yang dikenal dengan Kasus Taman Shud hingga kasus hilangnya anak-anak Beaumont.
Di anatara kasus-kasus aneh tersebut, ada sebuah kasus yang terjadi belum lama ini di Australia, tepatnya di Silvan, bagian timur Melbourne. Kasus ini menyangkut keluarga Tromp yang mengalami perjalanan misterius pada akhir Agustus 2016 yang lalu. Begitu misteriusnya kasus ini bahkan kepolisian setempat mengatakan bahwa kasus ini adalah kasus paling aneh dalam 30 tahun terakhir yang ditangani kepolisian Australia.
Keluarga Tromp adalah keluarga biasa yang tinggal di kediaman mereka yang juga merangkap perkebunan keluarga di wilayah Silvan. Keluarga ini terdiri dari sang ayah yaitu Mark Tromp (51), isrinya Jacoba Tromp (53), serta anak-anak mereka yang telah dewasa Riana (29), Mitchell (25), dan si bungsu Ella (22). Dalam kesehariannya keluarga ini menjalankan bisnis pemindahan lahan serta perkebunan buah berry di mana ketiga anak-anak keluarga tersebut bekerja sepanjang hari.
Rumah keluarga Tromp |
Tidak ada yang aneh dari keluarga ini. Keluarga Tromp sama seperti keluarga lainnya di Australia dan mereka bahkan dapat dikatakan memiliki perekonomian yang cukup baik. Namun semuanya berubah ketika kelima anggota keluarga tersebut tiba-tiba menghilang dari kediaman mereka pada akhir Agustus 2016.
Hari itu Senin, tanggal 29 Agustus 2016. Kepolisan Silvan mendapatkan laporan keluarga Tromp tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Anehnya ketika polisi sampai ke kediaman mereka, rumah itu ak terkunci sama sekali. Polisi juga mendapati surat-surat berharga, paspor, kartu kredit, hingga beberapa telepon genggam masih lengkap berada di dalam rumah. Hanya mobil Peugeut SUV milik putri bungsu keluarga itu yang tak ada. Maka polisi berkesimpulan keluarga itu pergi tak jauh dan hanya membawa uang tunai.
Di sisi lain rupanya keluarga Tromp pergi menuju Bathurst hari itu yang berjarak sekitar 500 mil dari rumah mereka. Namun entah apa yang dilakukan keluarga itu di sana. Namun yang pasti telepon genggam milik Mitchell ditemukan berada di 19 mil Warburton. Belakangan diketahui bahwa telepon genggam itu memang sengaja dibuang atas perintah orang tua Mitchell dengan tujuan agar keberadaan mereka tak terlacak.
Keesokan harinya, Selasa tanggal 30 Agustus 2016 sekitar pukul 7 pagi, Mitchell meninggalkan rombongan dan pergi seorang diri menuju ke Jenolan Caves. Dua orang anak perempuan keluarga tersebut yaitu Riana dan Ella juga pergi meninggalkan yang lainnya. Riana dan Ella bahkan dilaporkan mencuri sebuah mobil dan pergi menuju Goulburn. Anehnya, di sana mereka sempat melaporkan bahwa orang tua mereka telah menghilang.
Tak lama setelah membuat laporan orang tua mereka hilang, keduanya kemudian berpisah dan mulai mencari jalur perjalanan masing-masing. Ella kembali ke rumah pada selasa malam, dan begitu tiba di rumah ia telah disambut oleh beberapa petugas yang masih berjaga di rumah keluarga Tromp.
Sementara itu, Riana ditemukan berada di bak mobil seorang pria bernama Keith Whittaker. Menurut keterangan Keith, dirinya yang sedang menyetir tiba-tiba menyadari ada suara tendangan dari belakang mobilnya. Ketika diperiksa ia menemukan seorang wanita yang berpakaian rapi yang kemudian ketika ditanyai siapa dirinya dan dari mana berasal, ia mengaku tak ingat sama sekali. Riana juga sempat menawarinya uang sebesar $50. Tapi Keith menolaknya.
Di lain pihak, Mitchell Tromp kembali ke rumah dengan menggunakan kereta api pada keesokan harinya, rabu tanggal 31 Agustus. Sama seperti yang lainnya ia juga mengaku tak tahu apa yang sedang dilakukannya dan alasan ia pergi beberapa hari sebelumnya.
Lalu apa yang terjadi pada kedua orang tua mereka, Mark dan Jacoba Tromp? Ketika berpisah dengan ketiga anaknya, mereka berdua rupanya memutuskan untuk berpisah dan melakukan perjalanan dengan jalur berbeda setelah sebelumnya terakhir bersama di Wangaratta.
Di sana mereka sempat memepet sebuah mobil pasangan suami istri. Mobil itu sempat menepi dan dihampiri oleh Mark. Dilaporkan Mark sempat memandang lama ke arah dalam mobil itu yang cukup membuat pemilik mobil ketakutan. Tetapi kemudian ia pergi begitu saja. Jacoba kemudian pergi ke arah utara, sementara Mark pergi ke arah Wangaratta's Merriwa Park dan hilang di sana.
Tanggal 1 September 2016 esok harinya, Jacoba diketahui pergi menuju daerah bernama Yass dan mencoba memesan sebuah kamar motel. Seorang pegawai motel yang mengenalinya karena pengumuman orang hilang lalu mengantarkan Jacoba ke Goulburn Hospital.
Tanggal 2 September, keberadaan Mark Tromp masih misterius. Polisi kemudian berusaha melakukan pencarian di mana ia dilaporkan terakhir kali terlihat yaitu Wangaratta's Meriwa Park. Di sana polisi berhasil menemukan mobil keluarga Tromp, dalam keadaan tak terkunci bahkan kunci mobil masih tergantung. Tetapi Mark tak ditemukan.
Jalur perjalanan aneh keluarga Tromp |
Tanggal 3 September, ada laporan bahwa seorang pria mirip Mark terlihat berjalan seorang diri dan tampak linglung di jalanan Wangaratta pada pukul 5 sore. Ia lalu segera dibawa ke kantor polisi. Di sana, Mark sempat ditanyai polisi dan menjalani pemeriksaan mental hingga 5 jam.
Di luar kantor polisi tampak banyak media yang menunggu Mark dan juga ingin mengetahui keterangan detail tentang apa sebenarnya motivasi keluarga Tromp menghilang secara misterius. Namun Mark yang keluar dari kantor polisi setelah pemeriksaan usai justru mengacungkan jari tengah pada media dan kemudian pergi. Namun belakangan Mark meminta maaf atas perilaku tak sopannya itu.
Di luar kantor polisi tampak banyak media yang menunggu Mark dan juga ingin mengetahui keterangan detail tentang apa sebenarnya motivasi keluarga Tromp menghilang secara misterius. Namun Mark yang keluar dari kantor polisi setelah pemeriksaan usai justru mengacungkan jari tengah pada media dan kemudian pergi. Namun belakangan Mark meminta maaf atas perilaku tak sopannya itu.
Tanggal 4 September, Mitchell dan Ella Tromp muncul ke publik untuk mengucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian serta media yang telah membantu menemukan ayah mereka yang hilang. Namun penjelasan dan klarifikasi tentang alasan mereka pergi secara aneh pada tanggal 29 September 2016 yang sudah ditunggu-tunggu media tak pernah diceritakan. Mereka hanya mengatakan bahwa mereka sendiri masih merasa bingung atas apa yang telah terjadi.
Mitchell dan Ella Tromp |
Spekulasi kemudian berkembang liar. Banyak yang penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga ini dan apa yang menyebabkan mereka memutuskan untuk tiba-tiba pergi dari rumah dan memisahkan diri di perjalanan. Ada beberapa rumor bahwa keluarga ini memiliki penyakit mental, namun kemudian terbantahkan setelah melalui proses penyelidikan. Kelima orang tersebut bahkan tidak sedang menggunakan obat-obatan.
Lalu apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga ini? Setidaknya ada tiga teori yang banyak dikemukan di internet. Teori pertama mengatakan bahwa apa yang dilakukan keluarga ini hanyalah untuk mencari sensasi.
Teori kedua mempercayai bahwa salah satu keluarga Tromp mengidap delusi akut yang dikenal dengan folie a deux. Delusi ini menyebabkan seseorang berperilaku paranoid dan mempercayai bahwa dirinya sedang menjadi target pembunuhan atau perampokan.
Teori terakhir menyangkut kelompok mafia. Beberapa orang meyakini keluarga ini tengah dikejar oleh kelompok mafia yang membuat mereka terpaksa meninggalkan rumah secara tiba-tiba. Hal ini diperkuat dengan kepergian mereka tanpa telepon genggam dan paspor yang diyakini dapat terlacak oleh anggota kelompok tersebut. Bahkan Mitchell Tromp sempat membuat telepon genggam miliknya di perjalanan. Hal ini pula yang mungkin menjadi alasan mengapa keluarga ini menolak mengatakan alasan kepergian mereka yang misterius itu.
Good
BalasHapus