Fenomena Hujan Binatang (Raining Animals)
Sabtu sore tanggal 7 April 2018 yang lalu, sebanyak 50 ekor angsa tiba-tiba jatuh dari langit Idaho Falls. Angsa-angsa itu jatuh ke wilayah parkir dan atap rumah penduduk setempat. Menurut keterangan petugas konservasi, angsa-angsa tersebut jatuh setelah sebelumya wilayah itu dilanda hujan yang sangat deras dan diiringi kilatan petir yang menyambar. Angsa-angsa itu dipercaya berasal dari wilayah lain yang jaraknya cukup jauh...
Fenomena hujan binatang atau raining animals memang merupakan salah satu fenomena meteorologi yang langka. Bagaimana tidak, bila biasanya saat hujan terjadi maka yang akan jatuh ke bumi tentu saja air atau salju, namun pada fenomena ini tidak. Ratusan bahkan ribuan binatang jatuh dari langit.
Di Indonesia sendiri hujan seperti ini belum pernah dilaporkan terjadi. Namun sebenarnya di berbagai belahan dunia fenomena aneh dan langka ini kerap terjadi. Hewan-hewan yang jatuh itu pun tidak hanya ikan atau angsa seperti di atas, pernah pula terjadi hujan kodok, cacing, burung, katak, ular, hingga alligator.
Sejarah Fenomena Hujan Binatang dari Masa ke Masa
Meskipun tampak sebagai fenomena yang baru, namun sebenarnya laporan mengenai fenomena ganjil dan misterius ini telah didokumentasikan pertama kali sejak abad pertama masehi oleh seorang naturalis Romawi bernama Pliny The Elder. Saat itu Pliny mendokumentasikan mengenai hujan ikan dan kodok.
Pada tahun 1794, prajurit-prajurit Prancis yang sedang berada di Lalain, dekat kota Prancis Lille melihat ribuan katak jatuh dari langit. Saat itu hujan deras sedang mengguyur wilayah tersebut. Peristiwa ini kemudian menarik perhatian seorang ahli fisika Prancis bernama Andre-Marie Ampere (1775-1836). Ia adalah orang pertama yang menaruh perhatian lebih pada fenomena ini.
Andre-Marie Ampere |
Menurut hipotesis Ampere, hewan-hewan tersebut dibawa oleh angin puting beliung. Angin tersebut kemudian membawa hewan-hewan itu hingga bermil-mil jauhnya dari wilayah asalnya dan menjatuhkannya ke bumi bersama dengan air hujan.
Pada tanggal 22 Februari 1861, fenomena hujan binatang ini pernah melanda Singapura. Dalam dokumentasi disebutkan bahwa hujan deras melanda selama 3 hari berturut-turut dan ikan-ikan dalam jumlah sangat banyak ditemukan di genangan air.
Peristiwa hujan ikan di Singapura tahun 1861 |
Sementara itu pada Juni 2009 yang lalu, di Taiwa, Nakanoto, Asahi, dan Kuki, Jepang juga terjadi peristiwa serupa di mana ikan-ikan jatuh bagaikan hujan.
Hujan ikan di beberapa wilayah di Jepang pada Juni 2009 |
Dalam beberapa kasus, hewan-hewan tersebut berhasil hidup meskipun pada beberapa kasus yang lainnya hewan-hewan yang jatuh mati dalam keadaan beku. Beberapa saksi mata bahkan menggambarkan bahwa hewan-hewan itu sehat dan berperilaku normal.
Oh ya, apakah kalian tahu sebuah idiom Bahasa Inggris "it's raining cats and dogs" yang berarti hujan deras? Ya, istilah ini disebut digunakan sejak awal abad ke 17 menyusul fenomena hujan kucing dan anjing. Ada beberapa lukisan dan juga ilustrasi mengenai fenomena tersebut, contoh salah satunya adalah ilustrasi kartun Inggris dari abad 19 berikut ini.
Ilustrasi hujan kucing dan anjing dari abad ke 19 |
Bila di wilayah lain fenomena ini tak dapat diprediksi kapan terjadinya, maka ada satu wilayah di mana setiap tahunnya di musim panas peristiwa fenomenal ini terjadi. Wilayah itu bernama Desa Yoro di Honduras. Para penduduk desa mengklaim bahwa setiap tahunnya di sana khususnya pada setiap musim panas, ikan-ikan akan jatuh dari langit. Fenomena ini dikenal pula dengan Lluvia de Peces.
Berikut ini adalah video penduduk Yoro, Honduras, yang sedang memunguti ikan-ikan pada peristiwa hujan ikan Luvia de Peces.
Ribuan Black birds jatuh di Beebe, Arkansas (Desember 2010) |
Posting Komentar untuk "Fenomena Hujan Binatang (Raining Animals)"