Where is Everybody? The Fermi Paradox
"Ada dua kemungkinan yang ada; kita benar-benar sendirian di alam semesta atau ada "makhluk" yang lainnya. Namun kedua kemungkinan ini sama-sama mengerikan" -Arthur C. Clarke
Pada suatu hari di tahun 1950, Enrico Fermi sedang makan siang bersama rekan-rekannya Emil Konopinski, Herbert York, dan Edward Teller di Laboratorium Nasional Los Alamos. Mereka asyik berdiskusi tentang Drake Equation atau Persamaan Drake. Kemudian Fermi pun bertanya, "Jika benar ada banyak peradaban di luar planet bumi, lalu ke mana mereka semua?
Persamaan Drake adalah persamaan yang digunakan untuk memperkirakan jumlah peradaban ekstraterestrial di Galaksi Bima Sakti. Dari persamaan inilah kemudian Fermi tergelitik dan berpikir bahwa dalam satu galaksi ada kemungkinan memiliki 1000 sampai 100 juta peradaban. Lalu mengapa tidak ada satu pun juga yang datang ke planet bumi. Jika alien itu memang benar-benar ada, lalu di mana mereka?
Paradoks itulah yang kemudian dikenal dengan Paradoks Enrico Fermi atau Paradoks Fermi atau juga dikenal dengan Fermi's Question (Pertanyaan Fermi) atau The Great Silence.
Paradoks Fermi adalah paradoks antara keharusan adanya makhluk-makhluk atau alien-alien cerdas yang memiliki peradaban tinggi dan fakta bahwa tidak ada satu pun tentang mereka yang diakui dunia sains hingga saat ini.
Pada tahun 1964, Nikolai Kardashev seorang astrofisikawan asal Rusia mengeluarkan teori tentang macam-macam peradaban yang ada di dunia yang dikenal dengan "Skala Kardashev":
Dalam skala Kardashev ada 3 pengelompokan peradaban yaitu Tipe I, Tipe II, dan Tipe III. Pengelompokan didasarkan atas penggunaan energi pada suatu peradaban. Peradaban Tipe I telah mampu menguasai energi planetnya, Peradaban Tipe II menguasai tata suryanya, dan Peradaban Tipe III galaksinya. Sementara itu, pada tahun 2010 yang lalu diperkirakan peradaban manusia baru mencapai 0,72. Diperkirakan manusia baru mampu memcapai tahap I sekitar seratus hingga dua ratus tahun lagi. Tahap II diperkirakan baru akan dicapai ribuan tahun lagi. Sedangkan tahap III bahkan diperkirakan baru bisa dicapai setelah melewati jutaan tahun.
Sementara itu, untuk menjawab Fermi Paradox ini ada beberapa teori yang cukup logis dan meyakinkan, antara lain:
1. Peradaban cerdas itu memang ada, namun jaraknya sangatlah jauh
Teori ini sepertinya mengabaikan kemajuan teknologi yang berjalan sangat cepat, apalagi bila teknologi itu dimiliki oleh peradaban yang lebih tinggi seperti Peradaban Tingkat I atau II. Dengan teknologi super canggih seharusnya jarak bukanlah masalah meskipun untuk mengeksplorasi seluruh bima sakti memerlukan ratusan juta tahun.
2. Peradaban sudah pernah singgah ke bumi dahulu kala saat dinosaurus masih ada
Seperti kita ketahui usia bumi sudah sangat tua. Sebelum manusia memiliki eksistensinya di muka bumi ini, bumi lebih dulu dihuni oleh makhluk superior yaitu dinosaurus sebelum kemudian punah. Ada kemungkinan peradaban itu sebenarnya sudah pernah singgah di bumi namun yang ditemuinya saat itu hanyalah dinosaurus.
3. Peradaban lain baru muncul dan jumlahnya sangat sedikit
Teori ini meyakini bahwa sebenarnya peradaban lainnya baru saja muncul, dan dikarenakan jumlahnya yang masih amat sedikit maka kemungkinan mereka untuk mengunjungi bumi sangat sedikit.
4. Bumi berada di daerah pinggiran galaxy
Misalnya galaksi adalah sebuah kumpulan negara-negara di dunia ini. Maka anggaplah bumi ada di ujung atau pinggiran kutub selatan. Maka karena letaknya yang berada di daerah pinggiran itulah dan bisa jadi dana yang besar untuk datang ke sini membuat mereka belum mengunjungi bumi.
5. Sebenarnya mereka telah datang ke bumi, namun disembunyikan pemerintah
Kita terkadang mendengar kabar mengenai kedatangan alien atau jatuhnya benda-benda luar angkasa yang seluruh informasinya berada di tangan pemerintah. Kita tidak pernah tahu kan apa yang mereka sembunyikan?
6. Para alien cerdas sebenarnya telah mengirimkan sinyal-sinyal namun kita tidak berhasil mengenalinya karena teknologi yang masih sangat "primitif"
Bayangkan para alien itu memiliki kecerdasan dan peradaban yang sudah sangat jauh meninggalkan manusia di bumi. Bayangkan mereka sebenarnya telah berkali-kali mengirimkan sinyal tentang keberadaan mereka. Namun karena teknologi yang dimiliki manusia masih sangat jauh tertinggal, maka kita tidak berhasil mengenalinya.
Keprimitifannya mungkin saja kalau diibaratkan seperti manusia dan semut. Tentu manusia akan sangat kesulitan untuk berkomunikasi dengan semut. Dan kemungkinan lain juga mungkin mereka tidak tertarik untuk berkomunikasi pada manusia bumi yang "primitif".
Fermi Paradox sampai saat ini masih merupakan paradoks dengan tanda tanya besar di dalamnya. Misterius. Dan kita hanya bisa menatap langit malam, melihat bintang-bintang bertebaran di angkasa, dan kembali bertanya :
Posting Komentar untuk "Where is Everybody? The Fermi Paradox"