Menguak Misteri Lukisan "The Crying Boy"
Pada tahun 1980an, sebuah lukisan yang dikenal sebagai "The Crying Boy" dianggap membawa kutukan. Beberapa rumah di Inggris yang mengalami kebakaran menuturkan bahwa lukisan tersebut dapat selamat dari kobaran api meskipun barang lain di sekitarnya hangus tak tersisa. Lukisan ini pun dianggap sebagai penyebab kebakaran dan membawa petaka. Benarkah lukisan "The Crying Boy" memang membawa kutukan?
Kisah lukisan "The Crying Boy" dimulai dari sebuah kebakaran yang menimpa sebuah rumah di Rotherham milik pasangan Ron dan May Hall. Kebakaran yang menimpa keluarga tersebut diklaim merupakan sebuah kutukan yang berasal dari lukisan yang menggantung di dinding ruangan.
Lukisan bergambar seorang anak yang sedang menangis itu disalahkan karena menjadi barang yang satu-satunya selamat tanpa rusak sedikitpun sementara barang yang lainnya hangus menjadi abu. Meskipun telah diselidiki bahwa penyebab kebakaran adalah dari panci penggorengan yang hangus terbakar di dapur tetap saja mereka beranggapan bahwa lukisan anak menangis tersebut dikutuk dan menjadi penyebab kebakaran yang terjadi di rumah mereka.
Adik Ron, Peter Hall yang juga merupakan petugas pemadam kebakaran menceritakan bahwa peristiwa kebakaran yang pernah ditanganinya memang kebanyakan menyisakan lukisan anak menangis tersebut. Lukisan tersebut tidak ikut rusak seperti halnya barang-barang lain yang berada di rumah yang terbakar seperti memang ada suatu kekuatan yang melindunginya.
Hal ini segera terendus oleh surat kabar harian "The Sun" yang langsung mempublikasikan mengenai kutukan lukisan tersebut di halaman surat kabarnya dengan judul "Blazing Curse of The Crying Boy" pada tanggal 4 September 1985.
Keesokan harinya, surat kabar ini kembali mempublikasikan mengenai lukisan ini. Mereka mengklaim telah menerima begitu banyak laporan dan cerita dari orang-orang yang telah mengalami pengalaman yang sama dan menjadi korban dari kutukan lukisan menangis tersebut.
Pemberitaan yang dikeluarkan The Sun ini pun kemudian menyebar luas. Pemberitaan pertama mereka dengan kata "kutukan" telah membuat teror di seluruh Inggris. Padahal sebenarnya pihak pemadam kebakaran sama sekali tidak pernah mengklaim peristiwa kebakaran sebagai hasil kutukan. Berdasarkan hasil investigasi, kebanyakan peristiwa kebakaran yang terjadi akibat kelalaian panci penggorengan, membuang rokok sembarangan, dan akibat konsleting listrik. Jadi sama sekali tidak ada kaitannya dengan kutukan lukisan.
Namun, ternyata masyarakat sudah terlanjur mempercayai mengenai kutukan lukisan The Crying Boy. Beramai-ramai mereka mengumpulkan lukisan-lukisan yang tersisa untuk dibakar secara massal.
Lukisan bergambar seorang anak yang sedang menangis itu disalahkan karena menjadi barang yang satu-satunya selamat tanpa rusak sedikitpun sementara barang yang lainnya hangus menjadi abu. Meskipun telah diselidiki bahwa penyebab kebakaran adalah dari panci penggorengan yang hangus terbakar di dapur tetap saja mereka beranggapan bahwa lukisan anak menangis tersebut dikutuk dan menjadi penyebab kebakaran yang terjadi di rumah mereka.
Adik Ron, Peter Hall yang juga merupakan petugas pemadam kebakaran menceritakan bahwa peristiwa kebakaran yang pernah ditanganinya memang kebanyakan menyisakan lukisan anak menangis tersebut. Lukisan tersebut tidak ikut rusak seperti halnya barang-barang lain yang berada di rumah yang terbakar seperti memang ada suatu kekuatan yang melindunginya.
Hal ini segera terendus oleh surat kabar harian "The Sun" yang langsung mempublikasikan mengenai kutukan lukisan tersebut di halaman surat kabarnya dengan judul "Blazing Curse of The Crying Boy" pada tanggal 4 September 1985.
Keesokan harinya, surat kabar ini kembali mempublikasikan mengenai lukisan ini. Mereka mengklaim telah menerima begitu banyak laporan dan cerita dari orang-orang yang telah mengalami pengalaman yang sama dan menjadi korban dari kutukan lukisan menangis tersebut.
Surat Kabar "The Sun" memberitakan mengenai lukisan The Crying Boy tanggal 4 September 1985 Hal. 13 |
Pemberitaan yang dikeluarkan The Sun ini pun kemudian menyebar luas. Pemberitaan pertama mereka dengan kata "kutukan" telah membuat teror di seluruh Inggris. Padahal sebenarnya pihak pemadam kebakaran sama sekali tidak pernah mengklaim peristiwa kebakaran sebagai hasil kutukan. Berdasarkan hasil investigasi, kebanyakan peristiwa kebakaran yang terjadi akibat kelalaian panci penggorengan, membuang rokok sembarangan, dan akibat konsleting listrik. Jadi sama sekali tidak ada kaitannya dengan kutukan lukisan.
Namun, ternyata masyarakat sudah terlanjur mempercayai mengenai kutukan lukisan The Crying Boy. Beramai-ramai mereka mengumpulkan lukisan-lukisan yang tersisa untuk dibakar secara massal.
Pembakaran Massal Lukisan The Crying Boy |
Lukisan The Crying Boy merupakan karya dari seorang pelukis asal Italia bernama Giovanni Bragolin dan mulai diproduksi secara massal pada tahun 1950an dan tersebar di seluruh Eropa. Menurut beberapa kisah yang beredar, bocah kecil yang menjadi objek lukisan Bragolin adalah seorang anak yatim piatu yang ditinggal mati orang tuanya akibat kebakaran. Anak ini sendiri meninggal dunia beberapa waktu kemudian karena kecelakaan.
Dalam beberapa versi lain menyebutkan bahwa anak ini dianiaya dan kemudian meninggal. Arwahnya kemudian menghuni lukisan tersebut dan membalas dendam. Menyebabkan kebakaran terjadi di studio seni sang pelukis. Anehnya lalu bagaimana ia bisa menjadi penyebab kebakaran 30-40 rumah yang terjadi di wilayah Inggris?
Lukisan "The Crying Boy" sendiri memiliki banyak versi. Bahkan ada sebuah versi yang memperlihatkan seorang anak perempuan yang menangis. Lukisan-lukisan tersebut kebanyakan mengambil objek anak kecil berusia 6-10 tahun yang sedang menangis.
Dalam beberapa versi lain menyebutkan bahwa anak ini dianiaya dan kemudian meninggal. Arwahnya kemudian menghuni lukisan tersebut dan membalas dendam. Menyebabkan kebakaran terjadi di studio seni sang pelukis. Anehnya lalu bagaimana ia bisa menjadi penyebab kebakaran 30-40 rumah yang terjadi di wilayah Inggris?
Lukisan "The Crying Boy" sendiri memiliki banyak versi. Bahkan ada sebuah versi yang memperlihatkan seorang anak perempuan yang menangis. Lukisan-lukisan tersebut kebanyakan mengambil objek anak kecil berusia 6-10 tahun yang sedang menangis.
Sebenarnya selama proses penjualan massalnya, telah ada puluhan ribu lukisan "The Crying Boy" yang tersebar. Lukisan-lukisan ini kemudian juga banyak dijual di toko-toko di seluruh Inggris. Ketakutan yang tersebar akibat lukisan ini pun dianggap tidak masuk akal dan hanya sebuah histeria massa yang berlebihan.
Untuk membuktikan bahwa peristiwa kebakaran yang terjadi pada rumah-rumah yang memajang lukisan The Crying Boy, pihak pemadam kebakaran mencoba melakukan investigasi. Hasilnya diungkapkan oleh Mick Riley, Kepala Bagian Kebakaran wilayah Yorkshire Selatan. Dari hasil penelitian terungkap bahwa lukisan tersebut dicetak pada sebuah papan kayu berbahan keras yang sulit terbakar api. Selain itu juga ternyata lukisan-lukisan tersebut sebelumnya telah dilapisi zat pernis yaitu zat yang dapat menolak api.
Jadi dapat disimpulkan bahwa The Crying Boy hanyalah lukisan biasa dan sama sekali bukan lukisan terkutuk yang dapat menjadi penyebab kebakaran.
ya kutukan ini memang tidak nyata, ada 1 yg nyata menggganggu konsentrasi kami sbg pembaca yaitu foto gadis yg hendak membakar lukisan :D
BalasHapusHahahaa... :D
HapusLukisan the crying boy ada dirumah tua sy .klo ada yg mau liat aslinya ntar aku fotoin.
BalasHapusboleh
HapusDan saya punya lukisan nyata ini,,, 2 lukisan asli, 1 anak laki2, 1 lagi anak perempuan kedua lukisan anaknya sedang menangis, masih tertera tanda tangan pelukisnya,,, lukisan ini bener2 tidak pernah rusak, semenjak papa n ibu saya blm menikah sampe skrg sudh punya cucu,, tetap lukisan ini bener2 kuat,,, smoga TDK ada apa2, Krn sy memang suka dg kedua lukisan langka ini,,
BalasHapusHalo Rizqia!^^ Sepertinya banyak memang yang punya lukisan ini di rumah ya.. Ternyata lukisan-lukisan itu setelah diteliti ada penjelasan ilmiahnya kenapa bisa kuat dan tahan api, sampai-sampai bisa selamat dari kebakaran.
Hapusitulah bukti kualitas produksi jaman dulu. kalau produksi jaman sekarang : murah meringis...
BalasHapus